Kamis, 14 November 2013

PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT

PERTENTANGAN SOSIAL DAN
INTEGRASI MASYARAKAT

Kepentingan adalah kebutuhan yang lebih didahulukan, baik kebutuhan biologis seperti memperoleh makanan, pakaian dan perumahan maupun kebutuhan sosial/psikologis seperti memperoleh kasih sayang, harga diri, posisi dan kedudukan di dalam kelompoknya, rasa aman, perlindungan dan kemerdekaan. Setiap individu memiliki kepentingan dan berusaha memenuhi kepentingan tersebut sehingga kepentingan akan menjadi dasar perilakunya. Dalam kehidupan bermasyarakat, kepentingan individu dapat berbenturan dengan kepentingan individu lainnya ataupun kepentingan kelompok/golongan seperti kelompok etnis, kelompok agama, kelompok ideologi. Apabila suatu kelompok/golongan lebih mementingkan kepentingan kelompoknya maka akan timbul perilaku diskriminasi yaitu pembedaan sikap dan perlakuan thd sesama manusia berdasarkan perbedaan jenis kelamin, ras, warna kuli, suku, golongan, agama dan sebagainya. Dalam Pasal 1 butir 3 UU No. 39/1998 tentang HAM disebutkan pengertian diskriminasi adalah “setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung ataupun tak langsung didasarkan pada perbedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan HAM dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan sosial lainnya. Perilaku mementingkan kepentingan kelompok juga didorong oleh ethosentris yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan sendiri sebagai suatu yang prima, terbaik, mutlak, dan dipergunakannya sebagai tolak ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain.
Tanpa adanya toleransi dan solidaritas dalam masyarakat, perbedaan kepentingan, diskriminasi serta ethosentris akan berkembangan menjadi pertentangan (konflik). Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi pada tingkat individu, tingkat kelompok dan tingkat masyarakat. Konflik memiliki ciri 1)  terdapat dua atau lebih unit-unit atau bagian yang terlibat dalam konflik, 2) unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, sikap, maupun gagasan-gagasan 3) terdapat interaksi diantar bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut. Agar tidak berkembang menjadi permusuhan/pertengkaran, konflik dapat diatasi dengan cara:
  • Elimination, pengunduran diri dari salah satu pihak yang terlibat konflik
  • Subjugation atau Domination, pihak yang mempunyai kekuasaan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk mengalah
  • Majority Rule, artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting
  • Minority Consent, artinya kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta kesepakatan untuk melakukan kegiatan bersama
  • Compromise, artinya semua sub kelompok yang terlibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah
  • Integration, artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan, dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak
Konflik, persaingan dan kontraversi merupakan bentuk integrasi sosial yang bersifat disosiatif, yaitu interaksi yang mengarah kepada bentuk-bentuk pertentangan. Konflik potensial terjadi pada masyarakat yang majemuk atau terdiri dari berbagai golongan (suku bangsa, ras, agama, budaya dan bahasa) sehingga perlu upaya bersama untuk mengatasinya antara lain melalui integrasi sosial yang berbentuk asosiatif, yaitu interaksi yang mengarah kepada bentuk-bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) antara lain:
a.       Kerja sama yaitu suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
b.      Akomodasi yaitu suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok-kelompok manusia untuk meredakan pertentangan.
c.       Asimilasi yaitu proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
d.      Akulturasi yaitu proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsure-unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri

Integration” berasal dari bahasa Inggris  yang berarti “kesempurnaan atau keseluruhan” Integrasi sosial yang berbentuk asosiatif merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat menjadi satu kesatuan dan keserasian. Syarat terjadinya integrasi sosial berbentuk asosiatif antara lain anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan mereka, masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma dan nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman, nilai dan norma berlaku lama dan tidak berubah serta dijalankan secara konsisten.

Dalam memahami integrasi dalam masyarakat, kita juga mengenal istilah integrasi nasional, yaitu usaha dan proses penyatuan atau pembauran berbagai aspek sosial budaya ke dalam kesatuan wilayah dan pembentukan identitas nasional atau bangsa yang harus dapat menjamin terwujudnya keselarasan, keserasian dan kesimbangan dalam mencapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa. Integritas nasional Indonesia diperkuat oleh faktor-faktor sebagai berikut: 1) Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan, 2) Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, 3) Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan, 4) Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan, 5) Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa Indonesia, 6) Adanya simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila, dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, 7) Pengembangan budaya gotong royong yang merupakan ciri khas kepribadian bangsa Indonesia secara turun

Melalui intergasi sosial dan integrasi intenasional, diharapkan perbedaan kepentingan masyarakat Republik Indonesia yang majemuk tidak mengarah kepada pertentangan namun kepada kesatuan dan keserasian dalam hidup berbangsa dan bernegara Indonesia.


-----------TERIMA KASIH----------
MAHENDRA
15113228



ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN



ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI
DAN KEMISKINAN


Kata ilmu berasal dari bahasa Arab yang berarti “mengetahui”, jadi ilmu dapat diartikan sebagai usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Hasil usaha sadar tersebut dapat berupa pengetahuan, Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu, sehingga ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai kumpulan pengetahuan yang objektof tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis, diterima kebenarannya secara umum dan teruji dengan seperangkat metode yang diakui serta dapat digunakan untuk menerapkan gejala-gejala tertentu dibidang pengetahuan tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi dan sebagainya. ilmu pengetahuan memiliki kriteria sifat ilmiah berupa objektif, metodis, sistematis dan universal.
Teknologi berasal dari literature Yunani yaitu technologia yang bermakna ”seni terapan.” Makna tersebut bergeser menjadi “pertukangan”. Pada abad ke-20, maknanya diperluas tidak hanya alat-alat dan mesin-mesin, tetapi juga metode dan teknik non-material, yang berarti suatu aplikasi sistematis pada teknik maupun metode. Ahli sosiologi Manuel Castells mendefinisikan teknologi sebagai kumpulan alat, aturan dan prosedur yang merupakan penerapan pengetahuan ilmiah terhadap suatu pekerjaan tertentu dalam cara yang memungkinkan pengulangan. Menurut Sastrapratedja (1980, fenomena teknik pada masyarakat memiliki ciri-ciri 1) rasionalistas 2) artifisialitas (tidak alami) 3) otomatisme 4) berkembang pada suatu kebudayaan 5) monisme (berintegrasi saling mengutungkan) 6) universalisme dan 7) otonomi. Pada awalnya, teknologi sangat didominasi dengan teknologi barat yang memiliki ciri padat modal, berbiaya mahal dan membutuhkan penelitian yang tinggi seperti teknologi ruang angkasa, peralatan perang dan sebagainya.
Pada saat ini perkembangan teknologi sangat pesat bahkan sudah merupakan kebutuhan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, operasional organisasi (administrasi pemeritahan, manajemen hukum dan militer) dan bidang manusiawi. Ilmu pengetahuan dan teknologi dikembangkan untuk membantu dan mempermudah manusia dalam melaksanakan aktivitasnya, sehingga diharapkan akan meningkatkan taraf kehidupan manusia dan mengurangi kemiskinan. Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, kesehatan yang buruk, dan kekurangan transportasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pandangan tentang pengertian kemiskinan dapat beraneka ragam. Ada yang mengartikan  kemiskinan sebagai kekurangan materi yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan dan ada juga yang mengartikan  sebagai  kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia namun secara umum, kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori yaitu kemiskinan absolut dan Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten, tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat, sebagai contoh, BPS mendefinisikan kemiskinan dengan membuat kriteria besarannya pengeluaran per orang per hari sebagai bahan acuan. standar kemiskinan menurut BPS adalah  masyarakat dengan pengeluaran per orang perbulan per kepala Rp 233.740.-kebawah atau sekitar Rp 7.780.- kebawah per orang per hari.
Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, dapat dipengaruhi oleh persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan, posisi manusia dalam lingkungan sekitar dan kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi. Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, adat istiadat dan sistem nilai yang dimiliki. Ciri-Ciri Manusia yang Hidup di Bawah Garis Kemiskinan adalah tidak memiliki faktor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan, dan lain-lain, tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan atau modal usaha, tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat SD, kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas, banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai keterampilan. Dari sisi positifnya, kemiskinan juga memiliki fungsi yaitu
  1. Fungsi Ekonomi yaitu penyediaan tenaga untuk pekerjaan tertentu, menimbulkan dana sosial, membuat lapangan kerja baru dan memanfaatkan pemulung dalam mengumpulkan barang bekas.
  2. Fungsi sosial yaitu menimbulkan rasa simpatik, sehingga munculnya badan amal dan zakat untuk menolong kaum miskin yang ada.
  3. Fungsi kultural yaitu sumber inspirasi kebijaksanaan teknokrat, sumber inspirasi sastawan dan memperkaya budaya saling mengayomi antar sesama manusia.
  4. Fungsi politik yaitu sebagai kaum yang merasakan kinerja pemerintahan dalam perbaikan ekonomi, dan sebagai kaum yang mengkritik jika perekonomian tidak mengalami perubahan.
Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan memiliki keterkaitan, ilmu pengetahuan dan teknologi dapat meningkatkan kesejahteraan masayarakat dan memajukan kehidupan bangsa dan negara namun sebaliknya juga dapat menimbulkan kemiskinan dan dampak negative terhadap lingkungan dan kehidupan manusia apabila tidak diterapkankan secara tepat, misalnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang diterapkan untuk peralatan perang oleh USA telah menimbulkan upaya-upaya penghasutan kepada berbagai negara sehingga timbul peperangan yang akhirnya menyebabkan kemiskinan, pembangunan berbagai pabrik untuk memenuhi kebutuhan manusia pada akhirnya meningkatkan polusi dan pencemaran. kesenjangan sosial dengan munculnya kelompok masyarakat pemilik modal yang kaya dan  kelompok masyarakat yang tidak miskin karena tidak memiliki ketrampilan yang pada akhirnya menimbulkan kecemburuan sosial, kerusakan kualitas dan kuantitas sumber daya alam yang menyebabkan bencana seperti banjir, longsor, kenakalan remaja akibat teknologi informasi dan globalisasi budaya barat, dan kriminalitas akibat kemiskinan. Agar teknologi tepat guna, harus memenuhi persyaratan teknis dan sosial, antara lain: 1) memperhatikan kelestarian tata lingkungan hidup, menggunakan sebanyak mungkin bahan baku dan sumber energi setempat dan sesedikit mungkin menggunakan bahan impor, 2)  jumlah produksi harus cukup dan mutu produksi harus diterima oleh pasar yang ada, 3) menjamin agar hasil dapat diangkut ke pasaran dan masih dapat dikembangkan, sehingga dapat dihindari kerusakan atas mutu hasil, 4) memperlihatkan tersedianya peralatan serta operasi dan perawatannya, 5) memanfaatkan keterampilan yang sudah ada, 5) menjamin timbulnya perluasan lapangan kerja yang dapat terus menerus berkembang, 6)menekan seminimum mungkin pergeseran tenaga kerja yang mengakibatkan bertambahnya pengangguran.7) membatasi sejauh mungkin timbulnya ketegangan sosial dan budaya dengan mengatur agar peningkatan produksi berlangsung dalam batas-batas tertentu sehingga terwujud keseimbangan sosial dan budaya yang dinamis. Dengan ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi yang tepat guna, diharapkan dapat menekan kemiskinan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia


-----------TERIMA KASIH----------
MAHENDRA
15113228


ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN



ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI
DAN KEMISKINAN


Kata ilmu berasal dari bahasa Arab yang berarti “mengetahui”, jadi ilmu dapat diartikan sebagai usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Hasil usaha sadar tersebut dapat berupa pengetahuan, Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu, sehingga ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai kumpulan pengetahuan yang objektof tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis, diterima kebenarannya secara umum dan teruji dengan seperangkat metode yang diakui serta dapat digunakan untuk menerapkan gejala-gejala tertentu dibidang pengetahuan tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi dan sebagainya. ilmu pengetahuan memiliki kriteria sifat ilmiah berupa objektif, metodis, sistematis dan universal.
Teknologi berasal dari literature Yunani yaitu technologia yang bermakna ”seni terapan.” Makna tersebut bergeser menjadi “pertukangan”. Pada abad ke-20, maknanya diperluas tidak hanya alat-alat dan mesin-mesin, tetapi juga metode dan teknik non-material, yang berarti suatu aplikasi sistematis pada teknik maupun metode. Ahli sosiologi Manuel Castells mendefinisikan teknologi sebagai kumpulan alat, aturan dan prosedur yang merupakan penerapan pengetahuan ilmiah terhadap suatu pekerjaan tertentu dalam cara yang memungkinkan pengulangan. Menurut Sastrapratedja (1980, fenomena teknik pada masyarakat memiliki ciri-ciri 1) rasionalistas 2) artifisialitas (tidak alami) 3) otomatisme 4) berkembang pada suatu kebudayaan 5) monisme (berintegrasi saling mengutungkan) 6) universalisme dan 7) otonomi. Pada awalnya, teknologi sangat didominasi dengan teknologi barat yang memiliki ciri padat modal, berbiaya mahal dan membutuhkan penelitian yang tinggi seperti teknologi ruang angkasa, peralatan perang dan sebagainya.
Pada saat ini perkembangan teknologi sangat pesat bahkan sudah merupakan kebutuhan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, operasional organisasi (administrasi pemeritahan, manajemen hukum dan militer) dan bidang manusiawi. Ilmu pengetahuan dan teknologi dikembangkan untuk membantu dan mempermudah manusia dalam melaksanakan aktivitasnya, sehingga diharapkan akan meningkatkan taraf kehidupan manusia dan mengurangi kemiskinan. Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, kesehatan yang buruk, dan kekurangan transportasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pandangan tentang pengertian kemiskinan dapat beraneka ragam. Ada yang mengartikan  kemiskinan sebagai kekurangan materi yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan dan ada juga yang mengartikan  sebagai  kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia namun secara umum, kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori yaitu kemiskinan absolut dan Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten, tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat, sebagai contoh, BPS mendefinisikan kemiskinan dengan membuat kriteria besarannya pengeluaran per orang per hari sebagai bahan acuan. standar kemiskinan menurut BPS adalah  masyarakat dengan pengeluaran per orang perbulan per kepala Rp 233.740.-kebawah atau sekitar Rp 7.780.- kebawah per orang per hari.
Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, dapat dipengaruhi oleh persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan, posisi manusia dalam lingkungan sekitar dan kebutuhan objectif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi. Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, adat istiadat dan sistem nilai yang dimiliki. Ciri-Ciri Manusia yang Hidup di Bawah Garis Kemiskinan adalah tidak memiliki faktor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan, dan lain-lain, tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan atau modal usaha, tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat SD, kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas, banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai keterampilan. Dari sisi positifnya, kemiskinan juga memiliki fungsi yaitu
  1. Fungsi Ekonomi yaitu penyediaan tenaga untuk pekerjaan tertentu, menimbulkan dana sosial, membuat lapangan kerja baru dan memanfaatkan pemulung dalam mengumpulkan barang bekas.
  2. Fungsi sosial yaitu menimbulkan rasa simpatik, sehingga munculnya badan amal dan zakat untuk menolong kaum miskin yang ada.
  3. Fungsi kultural yaitu sumber inspirasi kebijaksanaan teknokrat, sumber inspirasi sastawan dan memperkaya budaya saling mengayomi antar sesama manusia.
  4. Fungsi politik yaitu sebagai kaum yang merasakan kinerja pemerintahan dalam perbaikan ekonomi, dan sebagai kaum yang mengkritik jika perekonomian tidak mengalami perubahan.
Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan memiliki keterkaitan, ilmu pengetahuan dan teknologi dapat meningkatkan kesejahteraan masayarakat dan memajukan kehidupan bangsa dan negara namun sebaliknya juga dapat menimbulkan kemiskinan dan dampak negative terhadap lingkungan dan kehidupan manusia apabila tidak diterapkankan secara tepat, misalnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang diterapkan untuk peralatan perang oleh USA telah menimbulkan upaya-upaya penghasutan kepada berbagai negara sehingga timbul peperangan yang akhirnya menyebabkan kemiskinan, pembangunan berbagai pabrik untuk memenuhi kebutuhan manusia pada akhirnya meningkatkan polusi dan pencemaran. kesenjangan sosial dengan munculnya kelompok masyarakat pemilik modal yang kaya dan  kelompok masyarakat yang tidak miskin karena tidak memiliki ketrampilan yang pada akhirnya menimbulkan kecemburuan sosial, kerusakan kualitas dan kuantitas sumber daya alam yang menyebabkan bencana seperti banjir, longsor, kenakalan remaja akibat teknologi informasi dan globalisasi budaya barat, dan kriminalitas akibat kemiskinan. Agar teknologi tepat guna, harus memenuhi persyaratan teknis dan sosial, antara lain: 1) memperhatikan kelestarian tata lingkungan hidup, menggunakan sebanyak mungkin bahan baku dan sumber energi setempat dan sesedikit mungkin menggunakan bahan impor, 2)  jumlah produksi harus cukup dan mutu produksi harus diterima oleh pasar yang ada, 3) menjamin agar hasil dapat diangkut ke pasaran dan masih dapat dikembangkan, sehingga dapat dihindari kerusakan atas mutu hasil, 4) memperlihatkan tersedianya peralatan serta operasi dan perawatannya, 5) memanfaatkan keterampilan yang sudah ada, 5) menjamin timbulnya perluasan lapangan kerja yang dapat terus menerus berkembang, 6)menekan seminimum mungkin pergeseran tenaga kerja yang mengakibatkan bertambahnya pengangguran.7) membatasi sejauh mungkin timbulnya ketegangan sosial dan budaya dengan mengatur agar peningkatan produksi berlangsung dalam batas-batas tertentu sehingga terwujud keseimbangan sosial dan budaya yang dinamis. Dengan ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi yang tepat guna, diharapkan dapat menekan kemiskinan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia


-----------TERIMA KASIH----------
MAHENDRA
15113228