Rabu, 30 April 2014

INOVASI MANUSIA


INOVASI MANUSIA

DALAM MENGATASI KELANGKAAN

 SUMBER DAYA LISTRIK


A.  PENDAHULUAN
Inovasi atau innovation berasal dari kata “to innovate” yang mempunyai arti membuat perubahan atau memperkenalkan sesuatu yang baru.  Inovasi merupakan ide, praktik, atau objek yang dianggap baru oleh manusia atau unit adopsi lainnya. Seorang yang Inovatif memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
  1. Kegigihan, keyakinan, kerja keras dan fokus yang tajam pada hasil akhir untuk tetap bertahan pada visi kita dalam menghadapi hambatan dan rintangan.
  2. Membebaskan diri dari pikiran-pikiran ini dengan menghilangkan asumsi dan pembatasan. Sehingga terbuka terhadap ide-ide baru dan solusi
  3. Berani mengambil risiko dan menerima kegagalan
  4. Ide dapat berasal dari ide-ide lain sebelumnya
  5. Rasa penasaran ingin tahu dan ingin memecahkan masalah ada saat ini.
Inovasi dapat muncul dari pemikiran kreatif dan kritis untuk menghasilkan sesuatu yang baru di pasaran guna mengatasi keterbatasan dan kelangkaan sumber daya yang ada, salah satunya adalah kelangkaan sumber daya listrik. Kedua kemelut energi yang terjadi pada tahun 1973 dan tahun 1979 menyoroti masalah ketergantungan suatu negara pada hanya satu jenis energi yang diimpor yaitu minyak. Hal ini menyebabkan terjadinya permintaan untuk pusat-pusat pembangkit tenaga listrik yang dapat mempergunakan jenis bahan bakar lain. Pada saat ini terdapat lima jenis bahan bakar untuk pembangkitan tenaga listrik, yaitu batubara, gas, hidro, nuklir dan minyak. Kemudian berkembang tuntutan-tuntutan lain, yaitu keperluan peningkatan efisiensi pembangkit dan perlunya teknologi yang lebih bersahabat lingkungan. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis tertarik untuk menulis tentang inovasi manusia untuk menemukan sumber daya listrik dari waktu ke waktu. 
B.   INOVASI MANUSIA DALAM SUMBER DAYA LISTRIK
Setelah batubara, sejak awal abad 19,  manusia mulai memanfaatkan minyak bumi untuk keperluan pemanasan, penerangan, dan puluhan tahun kemudian untuk memasak.Sampai akhir abad 19, manusia belum memanfaatkan tenaga listrik untuk keperluan memasak, penerangan, angkutan/transportasi, pertukangan dan lain-lainnya. Artinya belum ditemukan alat konversi tenaga alamiah (kayu, angin, batubara, minyak, dsb.) menjadi tenaga listrik. Tenaga listrik mulai dimanfaatkan pada akhir abad 19, terutama untuk penerangan dan kemudian untuk menggerakkan motor listrik bagi industri.
Awal abad 20, batubara, minyak dan gas bumi mulai banyak dipakai untuk pembangkitan tenaga listrik. Juga tenaga air dan panas bumi mulai dibangkitkan menjadi tenaga listrik. Pertengahan abad 20 mulai dikenal pemanfaatan tenaga nuklir untuk pembangkitan tenaga listrik. Dengan menipisnya sumber daya energi fosil (minyak dan gas bumi), di akhir-akhir abad 20, sekitar 1970-an mulai dikembangkan sumber daya energi terbarukan seperti : surya, angin, ombak untuk dimanfaatkan sebagai sumber tenaga listrik. Berbagai inovasi terus dikembangkan dalam mencari sumber daya listrik baru.
Berikut ini akan dibahas beberapa inovasi manusia dalam mengembangkan sumber daya listrik sejak zaman mesir kuno.
1.    Baterai Primitif pada Zaman Mesir Kuno
Pada tahun 1936 di Mesir ditemukan  beberapa pot  kedap air berisi silinder tembaga, dilem ke dalam lubang dengan aspal. Di tengah silinder itu sebuah batang besi. Para penggali yakin ini adalah elemen galvanik, baterai yang primitif. Rekonstruksi memang menunjukkan bahwa adalah mungkin untuk menciptakan listrik dengan itu.
2.    Generator Listrik oleh Faraday
Generator listrik pertama kali ditemukan oleh Faraday pada tahun 1831, yang dikenal dengan nama Generator cakram Faraday. Faraday merangkai generator listrik yang dibuat dalam bentuk gulungan kawat pada besi berbentuk U. Cara kerja dari generator listrik adalah memanfaatkan prinsip induksi elektromagnet, yaitu dengan memutar suatu kumparan dalam medan magnet sehingga timbul energi induksi. 
Generator listrik adalah alat penghasil listrik dengan cara mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Generator listrik memberikan gaya pada elektron bebas agar arus listrik dapat mengalir ke rangkaian luar. Untuk dapat menghasilkan listrik, generator listrik memerlukan sumber energi mekanik dari luar agar dapat diubah menjadi listrik. Sumber energi mekanik yang umum digunakan saat ini berasal dari mesin turbin tenaga uap, turbin dari tenaga air (PLTA), atau bisa juga turbin dari tenaga angin. Umumnya saat ini, listrik kita adalah hasil dari generator listrik ini.
Generator listrik mini saat ini banyak di rumah-rumah penduduk yang memang cukup banyak dijual generator listrik dipasaran. Mereka membeli generator listrik mini untuk antisipasi jika suply listrik PLN padam.
3.      Minyak, Batubara dan Gas
Pada pembangkit listrik ini, bahan bakar minyak, gas alam, atau batubara dipakai untuk membangkitkan panas dan uap pada boiler. Uap, di bawah tekanan yang kuat, mengalir ke turbin, yang memutar generator untuk menghasilkan listrik. Sebuah pembangkit yang efisien dapat menghasilkan sekitar 10 miliar Kwh per tahun, atau listrik yang cukup untuk memasok 700.000 rumah.
Sebagian besar teknologi ini telah ada selama bertahun-tahun dan inovasi dalam teknologi gasifikasi batubara terus bermunculan. Dengan bantuan proses pembakaran batubara modern, industri ini telah mengurangi emisi dan meningkatkan efisiensi pembangkit listrik batubara. Dan pembangkit listrik masa depan kemungkinan besar akan menggunakan satu atau lebih dari teknologi baru ini. Berikut adalah beberapa teknologi di pembangkit listrik batubara:
  • Bed Combustion (FBC),
  • Oxygen-Fired Pulverized Coal,
  • Advanced Gasification,
  • Integrated Gasification Combined Cycle (IGCC),
  • High Performance Power Systems (HIPPS)
4.      Hidro Power 
Nikola Tesla, lahir di Smiljan yang saat itu bagian dari Kerajaan Austro-Hungarian, kini Yugoslavia pada tanggal 9 Juli 1856. Pertama kali hijrah ke New York tahun 1884, ia hanya bermodal uang 4 sen, dan kopor berisi beberapa artikel teknik yang ditulisnya di Beograd dan Paris, sebuah buku kumpulan puisi karyanya, dan beberapa kalkulasi teknis mesin terbang. yang kemudian jadi dasar instalasi pembangkit listrik tenaga air di air terjun Niagara tahun 1895, serta sebagai standar mesin industri.
Hydro power merujuk kepada teknologi yang mengubah air menjadi energi listrik. Sebagai salah satu aplikasi dari green technology, hydro power menghasilkan sedikit pencemaran dibandingkan dengan teknologi pembangkit lainnya. Prinsip teknologi ini adalah menggunakan energi kinetik dari arus air untuk memutar turbin yang nantinya akan diubah menjadi energi listrik. Hydro power dibagi menjadi 4 kategori yaitu:
  1.    Conventional hydroelectric, merupakan teknologi hydro power yang menggunakan DAM seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) 
  2.    Run-of-the-river hydroelectricity mengubah energi kinetik sungai dan laut tanpa membuat DAM 
  3.   Small hydro projects, digunakan suntuk pembangkit dengan kapasitas 10 MegaWatt, biasanya digunakan di pedesaan-pedesaan yang belum dijangkau oleh listrik PLN
  4.     Micro hydro projects 
  5.    Pumped-storage hydroelectricity biasanya hanya digunakan saat energi listrik benar-benar dibutuhkan.
Berikut beberapa alasan mengapa teknologi hydro power dapat diterapkan di Indonesia. Pertama,
Indonesia memiliki banyak sungai yang berpotensi untuk dijadikan pembangkit listrik. Kedua,
perairan laut di Indonesia menyimpan potensi energi listrik yang sangat besar. Berdasarkan riset
yang dikembangkan oleh BPPT, selat-selat di NTB dan NTT diperkirakan dapat menghasilkan
listrik sebesar 3000MW. Ketiga, banyaknya desa-desa yang terisolasi listrik. Keempat, teknologi
hydro power relatif tidak memakan banyak biaya. Kelima, teknologi hydro power dapat dipadukan
dengan sistem irigasi.
5.  Panas Bumi
Usulan JB Van Dijk pada tahun 1918 untuk memanfatkan sumber energi panas bumi didaerah kamojang, Jawa Barat, merupakan titik awal dari perkembangan panasbumi di Indonesia. Secara kebetulan, peristiwa itu bersamaan waktu dengan awal pengusahaan panasbumi di dunia, yaitu di Larnderello, Italia, yang juga terjadi di tahun 1918. Bedanya, kalau di Indonesia masih sebatas usulan, di Italia pengusahaan telah menghasilkan uap alam yang dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga listrik.
6.    Reaktor Nuklir
Reaktor nuklir pertama, Chicago Pile-1, dibangun di University of Chicago, oleh tim yang dipimpin oleh Enrico Fermi, pada akhir 1942. The Chicago Pile mencapai kritis (reaksi berantai dengan sendirinya) pada tanggal 2 Desember 1942. Struktur pendukung reaktor terbuat dari kayu, dan tumpukan blok grafit yang tertanam dalam 'pseudospheres' atau 'briket' oksida uranium alam.

"Pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di Dunia" yang diklaim dibuat di tapak EBR-I, yang sekarang menjadi museum dekat Arco, Idaho. LMFBR eksperimental yang dioperasikan oleh USNRC menghasilkan daya sebesar 0,8 kW pada saat ujicoba yang dilakukan pada 20 Desember 1951 dan 100 kW (listrik) pada hari berikutnya, LMFBR ini memiliki output desain 200 kW (listrik). Pembangkit listrik tenaga nuklir untuk kepentingan sipil pertama dibangun yaitu AM-1 Pembangkit Listrik Nuklir Obninsk, yang diresmikan pada 27 Juni 1954 di Uni Soviet. PLTN ini menghasilkan daya sekitar 5 MW (listrik). Pembangkit listrik nuklir komersial pertama, Calder Hall di Sellafield, Inggris dioperasikan pada tahun 1956 dengan kapasitas awal 50 MW (kemudian 200 MW). Reaktor nuklir pertama portabel "Alco AM-2A" digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik (2 MW) untuk Camp Century pada 1960.
7.        Solar Sell
Tenaga listrik dari cahaya matahari pertama kali ditemukan oleh Alexandre – Edmund Becquerel seorang ahli fisika Perancis pada tahun 1839. Temuannya ini merupakan cikal bakal teknologi solar cell. Percobaannya dilakukan dengan menyinari 2 elektrode dengan berbagai macam cahaya. Elektrode tersebut di balut (coated) dengan bahan yang sensitif terhadapcahaya, yaitu AgCl dan AgBr dan dilakukan pada kotak hitam yang dikelilingi dengan campuran asam. Dalam percobaanya ternyata tenaga listrik meningkat manakala intensitascahaya meningkat. Selanjutnya penelitian dari Bacquerel dilanjutkan oleh peneliti-peneliti lain. Tahun 1873 seorang insinyur Inggris Willoughby Smith menemukan Selenium sebagai suatu elemen photo conductivity. Kemudian tahun 1876, William Grylls dan Richard Evans Day membuktikan bahwa Selenium menghasilkan arus listrik apabila disinari dengan cahaya matahari. Hasil penemuan mereka menyatakan bahwa Selenium dapat mengubah tenaga matahari secara langsung menjadi listrik tanpa ada bagian bergerak atau panas. Sehingga disimpulkan bahwa solar cell sangat tidak efisien dan tidak dapat digunakan untuk menggerakkan peralatan listrik.
Tahun 1894 Charles Fritts membuat Solar Cell pertama yang sesungguhnya yaitu suatu bahan semi conductor (selenium) dibalut dengan lapisan tipis emas. Tingkat efisiensi yang dicapai baru 1% sehingga belum juga dapat dipakai sebagai sumber energi, namun kemudian dipakai sebagai sensor cahaya. Tahun 1905 Albert Einstein mempublikasikan tulisannya mengenai photoelectric effect. Tulisannya ini mengungkapkan bahwa cahaya terdiri dari paket-paket atau “quanta of energi” yang sekarang ini lazim disebut “photon.” Teorinya ini sangat sederhana tetapi revolusioner. Kemudian tahun 1916 pendapat Einstein mengenai photoelectric effect dibuktikan oleh percobaan Robert Andrew Millikan seorang ahli fisika berkebangsaan Amerika dan ia mendapatkan Nobel Prize untuk karya photoelectric effect. Tahun 1923 Albert Einstein akhirnya juga mendapatkan Nobel Prize untuk teorinya yang menerangkan photoelectric effect yang dipublikasikan 18 tahun sebelumnya.
Hingga tahun 1980 an efisiensi dari hasil penelitian terhadap solar cell masih sangat rendah sehingga belum dapat digunakan sebagai sumber daya listrik. Tahun 1982, Hans Tholstrup seorang Australia mengendarai mobil bertenaga surya pertama untuk jarak 4000 km dalam waktu 20 hari dengan kecepatan maksimum 72 km/jam. Tahun 1985 University of South Wales Australia memecahkan rekor efisiensi solar cell mencapai 20% dibawah kondisi satu cahaya matahari. Tahun 2007 University of Delaware berhasil menemukan solar cell technology yang efisiensinya mencapai 42.8% Hal ini merupakan rekor terbaru untuk “thin film photovoltaicsolar cell.”
Perkembangan dalam riset solar cell telah mendorong komersialisasi dan produksi solar cell untuk penggunaannya sebagai sumber daya listrik.Inovasi tersebut diantaranya dilakukan melalui program energi surya di atap bangunan (rooftop PV systems). Instalasi solar energi rooftop dapat dipasang di atas atap kantor-kantor atau bahkan rumah-rumah penduduk. Inovasi ini didasari atas filosofi pembangkit listrik tersebar (distributed power generation), bukan terpusat sebagaimana lazimnya. Pembangkit-pembangkit kecil, jika dibuat dalam jumlah banyak, jika diakumulasi menjadi pembangkit skala besar. Program ini dimungkinkan melalui skema solar power purchase agreements (PPAs) dan penyewaan atap rumah (solar leasing).
8.    Turbin Angin
Jerman ,Spanyol, Amerika Serikat, India dan Denmark telah membuat invesatasi terbesar dalam penghasilan listrik dari angin. Denmark dan Jerman merupakan eksportir terbesar dari turbin besar.Denmark terkenal dalam pemroduksian dan penggunaan turbin angin, dengan sebuah komitmen yang dibuat pada 1970-an untuk menghasilkan setengah dari tenaga negara tersebut dengan angin. Denmark menghasil lebih dari 20% listriknya dengan turbin angin, persentase terbesar dan ke-lima terbesar dari penghasilan tenaga angin.  Jerman merupakan produsen terbesar tenaga angin dengan 32% dari total kapasitas dunia pada 2005; targetnya pada 2010, energi terbarui akan memenuhi 12,5% kebutuhan listrik Jerman. Jerman memiliki 16.000 turbin angin, kebanyakan terletak di utara negara tersebut – termasuk tiga terbesar dunia, dibuat oleh perusahaan Enercon (4,5 MW), Multibrid (5 MW) dan Repower (5 MW). Provinsi Schleswig-Holstein Jerman menghasilkan 25% listriknya dari turbin angin.
9.    Tenaga Bawah Laut
Penelitian Tenaga bawah laut Di mulai oleh Girard (Paris, 1799) dilanjutkan oleh Bochaux-Praceique(Perancis) dan Eksperimen modern dilakukan oleh Yoshio Masudo (jepang). saat krisis minyak pada , tahun 1973, ketertarikan orang untuk meneliti sumber energi jenis ini munculnya kembali
Sebuah tabung beton dipasang pada ketinggian tertentu di pantai dan ujungnya dipasang di bawah permukaan air laut. Ketika ada ombak yang datang ke pantai, air dalam tabung beton tersebut mendorong udara di bagian tabung yang terletak di darat. Gerakan yang sebaliknya terjadi saat ombak surut. Gerakan udara yang berbolak-balik inilah yang dimanfaatkan untuk memutar turbin yang dihubungkan dengan sebuah pembangkit listrik. Pengembangan instalasi pembangkit energi listrik dengan memanfaatkan energi gelombang dan pasang surut telah dilakukan di beberapa negara, seperti Skotlandia dan Portugal untuk energi gelombang, dan Perancis dan Amerika Serikat untuk energi pasang surut.
Seorang warga negara Indonesia bernama Zamrisyaf telah menemukan sistem listrik tenaga gelombang laut dengan metode bandulan dan dan bahkan telah mematenkannya. Percobaan pengembangan instalasi untuk memanfaatkan energi gelombang dengan sistem Oscillating Water Column pernah dilakukan di pantai Baron, Yogyakarta, namun hingga saat ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan
10.    Hidrogen Fuell Cell
Para peneliti secara terus menerus mengembangkan teknologi terbaru yang bernama fuel cell agar lebih efisien, tidak mahal, dan mudah digunakan. Sistem fuel cell banyak mengalami pengembangan pada jenis elektrolitnya. Adanya perubahan jenis elektrolit juga merekayasa jenis material dan sistem elektrodanya. Beberapa jenis elektrolit yang telah dikembangkan para penemu antara lain cairan alkali (alkali fuel cell/AFC), cairan karbonat (molten carbonate fuel cells/MCFC), asam fosfat (phosphoric acid fuel cells/PAFC), membran pertukaran proton (proton exchange membrane fuel cells/PEMFC), serta oksida padat (solid oxide fuel cells/SOFC). Kebutuhan bahan bakar fuel cell juga bergantung pada jenis elektrolit tersebut, beberapa membutuhkan gas hidrogen murni. Sehingga dibutuhkan suatu alat yang disebut reformer untuk memurnikan bahan bakar hidrogen. Sedangkan pada elektrolit yang tidak membutuhkan gas hidrogen murni, dapat bekerja efisien pada temperatur tinggi. Dan pada beberapa elektrolit cair, membutuhkan tekanan tertentu untuk mendorong gas hidrogen.

Bahan bakar yang biasanya menggunakan gas hidrogen bertekanan tinggi atau hidrogen cair bagi fuel cell, mulai mengalami perubahan seiring berkembangnya teknologi reformer. Sehingga tak perlu membawa tabung gas hidrogen atau hidrogen cair yang mudah meledak serta mahal. Salah satu jenis bahan bakar yang digunakan adalah metanol yang diubah reformer menjadi gas hidrogen. Natrium borohidrida cair untuk menghasilkan gas hidrogen murni. Teknologi perusahaan ini menunjukkan beberapa potensi kelebihan antara lain, natrium borohidrida (sodium borohydride/SBH) adalah material tidak mudah terbakar pada suhu dan tekanan ruang, dan tidak perlu murni dan dapat dilarutkan dengan air, sehingga mudah dibawa, dapat mengontrol produksi hidrogen, waktu beroperasi lebih lama. Katalis itu juga tidak menunjukkan kerusakan selama lebih dari 600 jam operasi reformer sehingga lebih tahan lama, gas hidrogen bebas dari produksi sulfur atau karbon, serta natrium borat yang dihasilkan dapat digunakan kembali untuk membentuk natrium borohidrida pada energi tertentu.
11. Limbah Plastik PDPE-Polistiren
Salah satu inovasi yang dikemukakan oleh 3 mahasiswa IPB yaitu Jaelani, Ari Adrianto dan Ririn Masrina adalah teknologi hidrogen yang memanfaatkan air untuk menghasilkan gas hidrogen yang kemudian menghasilkan listrik dalam sistem fuel cell. Pada proses ini mereka menggunakan limbah polimer jenis Low Density Poly-Ethylene (LDPE) dan polistiren. H2 Energizer adalah pembangkit listrik dengan memanfaatkan membran komposit LDPE terflorinasi dengan polistiren tersulfonasi sehingga permeabel terhadap proton. Mekanisme alat ini adalah dengan cara mengelektrolisis air pada membran electrolyzer menjadi gas hidrogen dan oksigen. Energi untuk proses elektrolisis dihasilkan dari solar sel. Gas hidrogen hasil elektrolisis dipisahkan menuju katoda, kemudian dialirkan ke tabung penyimpanan. Dari tabung penyimpanan, hidrogen dialirkan dengan laju tertentu menuju membran fuel cell. Pada unit membran fuel cell, hidrogen ditangkap di anoda menghasilkan proton (H+) dan elektron (e-). Adanya gradien elektrokimia menyebabkan elektron mengalir dari anoda ke katoda melalui kabel, sementara proton melewati membran menuju katoda. Aliran elektron inilah yang kemudian menyalakan lampu yang terhubung dengan katoda dan anoda dari membran fuel cell. Pada bagian katoda membran fuel cell, proton (H+) kemudian bereaksi dengan oksigen yang disuplai dari udara membentuk uap air.
12.    Limbah Kelapa Sawit
Kelapa sawit selain menghasilkan produk utama berupa minyak goreng ternyata juga menghasilkan bahan bakar yang dinamakan Biodiesel dari Gas Methane, tentu saja  selain bahan bakunya yang melimpah energi ini dinilai sangat ramah lingkungan dan tentu saja ini sesuai dengan komitmen PLN untuk mewujudkan pembangkit dari EBT. Produsen teknologi ternama AS General Electric (GE) menggandeng Perusahaan Listrik Negara untuk mengembangkan program energi terbarukan Integrated Biomass Gasification di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Teknologi ini dapat mengubah serpihan kayu menjadi daya listrik sebesar 1 megawatt yang dapat menerangi 1.000 rumah. Proyek ini merupakan proyek percontohan dan baru selesai 50 persen sejak dibangun tahun lalu, dan direncanakan selesai pada pertengahan tahun ini.  Energi listrik yang dihasilkan dapat membantu rumah-rumah atau perusahaan unit kecil menengah di Sumba. Teknologi GE yang dikembangkan oleh GE Global Research Center terbukti dapat mengolah gas sintetis dari bahan baku biomassa menjadi tenaga listrik. 
13.    Sampah
Pada 2005, Singapura membangun pabrik bio metanisasi. Pabrik tersebut meproses sampah makanan dan sampah organik dari hotel, dapur, dan pabrik makanan menjadi energi bersih dan kompos. Melalui proses yang disebut bio metanisasi, bakteri kemudian menguraikan sampah makanan menjadi kompos serta gas metan. Gas itulah yang kemudian ditampung dan dapat digunakan sebagai bahan bakar mesin besar bertenaga gas yang dapat menghasilkan listrik
di Korea Selatan membuat pembangkit listrik tenaga sampah (PLTS) terbesar di dunia dengan kapasitas 50 megawatt tepatnya di kota Incheon, PLTS dapat menyuplai listrik ke 180 ribu rumah tangga dan penghematan impor minyak Korsel sampai 500 ribu barel pertahunnya. 
14.    Kotoran Manusia
Tom Broadbent. menciptakan tenaga listrik tenaga air buangan toilet yang dinamakan Hydro Power. Cara kerjanya adalah dengan memutar turbin dari hasil air dari toilet yang selanjutnya akan menghasilkan tenaga listrik pada generatornya.
Terobosan lain dilakukan oleh para ahli Nanyang Technological University, Singapura yang berhasil menciptakan toilet untuk mengubah kotoran manusia menjadi listrik dan pupuk. Untuk menghasilkan listrik dan pupuk, toilet tersebut akan memisahkan komponen padat dan cair. Melalui sistem pembuangan, limbah cair akan dikirim ke fasilitas pengolahan tempat nitrogen, fosfor, dan potasium akan dipanen. Pada saat yang sama, kotoran tersebut akan dikirim ke bioreaktor yang kemudian diolah untuk menghasilkan biogas yang kaya metana. Metana nantinya bisa dimanfaatkan sebagai pengganti gas untuk memasak maupun diubah menjadi listrik.
15.    Pembangkit Listrik Tenaga Mayat
Karena Jera dengan Limbah merkuri yang meresahkan masyarakat dari sisa pembakaran mayat, krematorium Inggris melakukan renovasi besar-besaran dan hasilnya pembakaran mayat yang sebelumnya meresahkan masyarakat kini dapat dimanfaatkan menjadi tenaga Listrik 250 Kwh atau setara dengan menyalakan 1500 unit televisi di rumah.
16.    Pembangkit Listrik Tenaga Hewan
Jepang tak henti-hentinya melakukan inovasi yang unik dan aneh, mereka membuat sebuah pohon natal penuh lampu tapi anehnya mereka memakai tenaga listrik yang dihasilkan dari hewan, mereka mengunakan belut listrik untuk menyalahkan lampu-lampu pohon natal. Caranya cukup mudah, mereka hanya menyiapkan aquarium yang memiliki elektroda (anoda dan katoda), dan hasilnya listrik tenaga hewan siap digunakan.
17.    Pembangkit Listrik Tenaga Petir
Yang satu ini harus menunggu petir datang dulu. Tidak berlaku pada saat musim kemarau. Logikanya bahwa petir mempunyai muatan (+), dan media yang digunakan harusnya bermuatan (-) Satu yang harus kita lakukan adalah membuat perangkat bermuatan negatif dan ditempatkan ditempat yang tinggi. Dan kalau berhasil maka Anda memiliki listrik untuk seisi kota selama satu bulan karena satu sambaran petir saja menghasilkan 220 Volt.


 MAHENDRA

15113228




TinjauanPustaka

Deboerhoney. 2008 .Energy Of The Future.  http://anginpower.wordpress.com/2008/03/06/sejarah-listrik-tenaga-angin/

Dzulhidwandarusadi. 2013. Listrik Murah dan Bersih dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. http://ndoware.com/listrik-murah-dan-bersih-dengan-pembangkit-listrik-tenaga-mikrohidro.html


Prof. Ir. Abdul Kadir. 1999 . Beberapa Kecenderungan Perkembangan Teknologi Pembangkit Listrik . http://www.elektroindonesia.com/elektro/khu27.html


Satri Falanu. 2011. Directory Karya Inovasi. http://inovasipln.co.id/data/direktori_inovasi/dir2011.pdf

Zakapedia . Pembangkit Listrik: Mengenal Generator Listrik. http://www.zakapedia.com/2013/03/pembangkit-listrik-mengenal-generator.html

Kompas.2012. 5 Pembangkit Listrik Teraneh di Dunia . http://forum.kompas.com/teras/94242-5-pembangkit-listrik-teraneh-di-dunia.html


Berkeley Lab .2011 . The Practical Full-Spectrum Solar Cell Comes Closer. http://newscenter.lbl.gov/feature-stories/2011/01/24/practical-full-spectrum/


Kunaifi. 2011. Solar Sel Full Spektrum (Full-spectrum Solar Cells).http://kunaifi.wordpress.com/category/209-tenaga-matahari/

Lukman Indrawan. 2012. Sejarah pembangkit tenaga Listrik Geothermal di Indonesia http://lukmanidat.blogspot.com/2012/07/sejarah-pembangkit-tenaga-listrik.html