ILMU
PENGETAHUAN TEKNOLOGI
DAN
KEMISKINAN
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab yang berarti “mengetahui”,
jadi ilmu dapat diartikan sebagai usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Hasil usaha sadar tersebut dapat berupa pengetahuan, Pada dasarnya pengetahuan
merupakan hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia
untuk memahami suatu objek tertentu, sehingga ilmu pengetahuan dapat diartikan
sebagai kumpulan
pengetahuan yang objektof tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis,
diterima kebenarannya secara umum dan teruji dengan seperangkat metode yang
diakui serta dapat digunakan untuk menerapkan gejala-gejala tertentu dibidang
pengetahuan tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi dan
sebagainya. ilmu pengetahuan memiliki kriteria sifat ilmiah berupa objektif,
metodis, sistematis dan universal.
Teknologi berasal dari literature Yunani
yaitu technologia yang bermakna ”seni terapan.” Makna tersebut bergeser menjadi
“pertukangan”. Pada abad ke-20, maknanya diperluas tidak hanya alat-alat dan
mesin-mesin, tetapi juga metode dan teknik non-material, yang berarti suatu
aplikasi sistematis pada teknik maupun metode. Ahli sosiologi Manuel Castells
mendefinisikan teknologi sebagai kumpulan alat, aturan dan prosedur yang
merupakan penerapan pengetahuan ilmiah terhadap suatu pekerjaan tertentu dalam
cara yang memungkinkan pengulangan. Menurut Sastrapratedja (1980, fenomena
teknik pada masyarakat memiliki ciri-ciri 1) rasionalistas 2) artifisialitas
(tidak alami) 3) otomatisme 4) berkembang pada suatu kebudayaan 5) monisme
(berintegrasi saling mengutungkan) 6) universalisme dan 7) otonomi. Pada awalnya, teknologi sangat didominasi
dengan teknologi barat yang memiliki ciri padat modal, berbiaya mahal dan
membutuhkan penelitian yang tinggi seperti teknologi ruang angkasa, peralatan
perang dan sebagainya.
Pada
saat ini perkembangan teknologi sangat pesat bahkan sudah merupakan kebutuhan
manusia di berbagai
bidang seperti ekonomi, operasional organisasi (administrasi pemeritahan,
manajemen hukum dan militer) dan bidang manusiawi. Ilmu pengetahuan dan
teknologi dikembangkan untuk membantu dan mempermudah manusia dalam
melaksanakan aktivitasnya, sehingga diharapkan akan meningkatkan taraf
kehidupan manusia dan mengurangi kemiskinan.
Kemiskinan adalah keadaan
dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan
oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan, kesehatan yang buruk, dan kekurangan transportasi yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, pandangan tentang pengertian kemiskinan dapat beraneka ragam. Ada
yang mengartikan kemiskinan sebagai
kekurangan materi yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan dan ada juga yang mengartikan sebagai
kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda
melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia namun secara umum,
kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori yaitu kemiskinan
absolut dan Kemiskinan
relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard
yang konsisten, tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat, sebagai contoh, BPS
mendefinisikan kemiskinan dengan membuat kriteria besarannya pengeluaran per
orang per hari sebagai bahan acuan. standar kemiskinan
menurut BPS adalah masyarakat dengan pengeluaran
per orang perbulan per kepala Rp 233.740.-kebawah atau sekitar Rp 7.780.-
kebawah per orang per hari.
Garis kemiskinan yang menentukan batas
minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, dapat
dipengaruhi oleh persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan, posisi
manusia dalam lingkungan sekitar dan kebutuhan objectif manusia untuk bisa
hidup secara manusiawi. Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang
diperlukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, adat istiadat dan sistem nilai
yang dimiliki. Ciri-Ciri Manusia yang Hidup di Bawah Garis Kemiskinan adalah tidak
memiliki faktor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan, dan
lain-lain, tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan
kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan atau modal usaha, tingkat
pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat SD, kebanyakan tinggal di desa
sebagai pekerja bebas, banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak
mempunyai keterampilan. Dari sisi positifnya, kemiskinan juga memiliki fungsi
yaitu
- Fungsi Ekonomi yaitu penyediaan tenaga untuk pekerjaan tertentu, menimbulkan dana sosial, membuat lapangan kerja baru dan memanfaatkan pemulung dalam mengumpulkan barang bekas.
- Fungsi sosial yaitu menimbulkan rasa simpatik, sehingga munculnya badan amal dan zakat untuk menolong kaum miskin yang ada.
- Fungsi kultural yaitu sumber inspirasi kebijaksanaan teknokrat, sumber inspirasi sastawan dan memperkaya budaya saling mengayomi antar sesama manusia.
- Fungsi politik yaitu sebagai kaum yang merasakan kinerja pemerintahan dalam perbaikan ekonomi, dan sebagai kaum yang mengkritik jika perekonomian tidak mengalami perubahan.
Ilmu
pengetahuan, teknologi dan kemiskinan memiliki keterkaitan, ilmu pengetahuan
dan teknologi dapat meningkatkan kesejahteraan masayarakat dan memajukan kehidupan
bangsa dan negara namun sebaliknya juga dapat menimbulkan kemiskinan dan
dampak negative terhadap lingkungan dan kehidupan manusia apabila tidak
diterapkankan secara tepat, misalnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang
diterapkan untuk peralatan perang oleh USA telah menimbulkan upaya-upaya
penghasutan kepada berbagai negara sehingga timbul peperangan yang akhirnya
menyebabkan kemiskinan, pembangunan berbagai pabrik untuk memenuhi kebutuhan
manusia pada akhirnya meningkatkan polusi dan pencemaran. kesenjangan
sosial dengan munculnya kelompok masyarakat pemilik modal yang kaya dan kelompok masyarakat yang tidak miskin karena tidak
memiliki ketrampilan yang pada akhirnya menimbulkan kecemburuan sosial,
kerusakan kualitas dan kuantitas sumber daya alam yang menyebabkan bencana
seperti banjir, longsor, kenakalan remaja akibat teknologi informasi dan
globalisasi budaya barat, dan kriminalitas akibat kemiskinan. Agar teknologi
tepat guna, harus memenuhi persyaratan teknis dan sosial, antara lain: 1)
memperhatikan kelestarian tata lingkungan hidup, menggunakan sebanyak mungkin
bahan baku dan sumber energi setempat dan sesedikit mungkin menggunakan bahan
impor, 2) jumlah produksi harus cukup dan mutu produksi harus diterima
oleh pasar yang ada, 3) menjamin agar hasil dapat diangkut ke pasaran dan masih
dapat dikembangkan, sehingga dapat dihindari kerusakan atas mutu hasil, 4)
memperlihatkan tersedianya peralatan serta operasi dan perawatannya, 5)
memanfaatkan keterampilan yang sudah ada, 5) menjamin timbulnya perluasan
lapangan kerja yang dapat terus menerus berkembang, 6)menekan seminimum mungkin
pergeseran tenaga kerja yang mengakibatkan bertambahnya pengangguran.7) membatasi
sejauh mungkin timbulnya ketegangan sosial dan budaya dengan mengatur agar
peningkatan produksi berlangsung dalam batas-batas tertentu sehingga terwujud
keseimbangan sosial dan budaya yang dinamis. Dengan ilmu pengetahuan dan
penerapan teknologi yang tepat guna, diharapkan dapat menekan kemiskinan
rakyat, bangsa, dan negara Indonesia
-----------TERIMA
KASIH----------
MAHENDRA
15113228
Tidak ada komentar:
Posting Komentar