INOVASI MANUSIA
DALAM MENGATASI KELANGKAAN
SUMBER DAYA LISTRIK
A. PENDAHULUAN
Inovasi atau innovation berasal
dari kata “to innovate” yang mempunyai arti membuat perubahan atau
memperkenalkan sesuatu yang baru. Inovasi merupakan ide, praktik, atau
objek yang dianggap baru oleh manusia atau unit adopsi lainnya. Seorang yang
Inovatif memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
- Kegigihan, keyakinan, kerja keras dan fokus yang tajam pada hasil akhir untuk tetap bertahan pada visi kita dalam menghadapi hambatan dan rintangan.
- Membebaskan diri dari pikiran-pikiran ini dengan menghilangkan asumsi dan pembatasan. Sehingga terbuka terhadap ide-ide baru dan solusi
- Berani mengambil risiko dan menerima kegagalan
- Ide dapat berasal dari ide-ide lain sebelumnya
- Rasa penasaran ingin tahu dan ingin memecahkan masalah ada saat ini.
Inovasi dapat muncul dari
pemikiran kreatif dan kritis untuk menghasilkan sesuatu yang baru di pasaran
guna mengatasi keterbatasan dan kelangkaan sumber daya yang ada, salah satunya
adalah kelangkaan sumber daya listrik. Kedua kemelut energi yang
terjadi pada tahun 1973 dan tahun 1979 menyoroti masalah ketergantungan suatu
negara pada hanya satu jenis energi yang diimpor yaitu minyak. Hal ini
menyebabkan terjadinya permintaan untuk pusat-pusat pembangkit tenaga listrik
yang dapat mempergunakan jenis bahan bakar lain. Pada saat ini terdapat lima
jenis bahan bakar untuk pembangkitan tenaga listrik, yaitu batubara, gas,
hidro, nuklir dan minyak. Kemudian berkembang tuntutan-tuntutan lain, yaitu
keperluan peningkatan efisiensi pembangkit dan perlunya teknologi yang lebih
bersahabat lingkungan. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis
tertarik untuk menulis tentang inovasi manusia untuk menemukan sumber daya
listrik dari waktu ke waktu.
B. INOVASI
MANUSIA DALAM SUMBER DAYA LISTRIK
Setelah batubara, sejak awal abad 19, manusia
mulai memanfaatkan minyak bumi untuk keperluan pemanasan, penerangan, dan
puluhan tahun kemudian untuk memasak.Sampai akhir abad 19, manusia belum
memanfaatkan tenaga listrik untuk keperluan memasak, penerangan,
angkutan/transportasi, pertukangan dan lain-lainnya. Artinya belum ditemukan
alat konversi tenaga alamiah (kayu, angin, batubara, minyak, dsb.) menjadi
tenaga listrik. Tenaga listrik mulai dimanfaatkan pada
akhir abad 19, terutama untuk penerangan dan kemudian untuk menggerakkan motor
listrik bagi industri.
Awal abad 20, batubara, minyak dan gas bumi mulai banyak dipakai untuk
pembangkitan tenaga listrik. Juga
tenaga air dan panas bumi mulai dibangkitkan menjadi tenaga listrik.
Pertengahan abad 20 mulai dikenal pemanfaatan tenaga nuklir untuk pembangkitan
tenaga listrik. Dengan menipisnya sumber daya energi fosil (minyak dan gas
bumi), di akhir-akhir abad 20, sekitar 1970-an mulai dikembangkan sumber daya
energi terbarukan seperti : surya, angin, ombak untuk dimanfaatkan sebagai
sumber tenaga listrik. Berbagai inovasi terus dikembangkan dalam
mencari sumber daya listrik baru.
Berikut ini akan dibahas beberapa inovasi manusia dalam mengembangkan
sumber daya listrik sejak zaman mesir kuno.
1. Baterai
Primitif pada Zaman Mesir Kuno
Pada tahun
1936 di Mesir ditemukan beberapa pot kedap air berisi silinder tembaga, dilem ke
dalam lubang dengan aspal. Di tengah silinder itu sebuah batang besi. Para
penggali yakin ini adalah elemen galvanik, baterai yang primitif. Rekonstruksi
memang menunjukkan bahwa adalah mungkin untuk menciptakan listrik dengan itu.
2. Generator Listrik oleh Faraday
Generator
listrik pertama kali ditemukan oleh Faraday
pada tahun 1831, yang dikenal dengan nama Generator cakram Faraday. Faraday merangkai generator listrik yang
dibuat dalam bentuk gulungan kawat pada besi berbentuk U. Cara kerja dari
generator listrik adalah memanfaatkan prinsip
induksi elektromagnet, yaitu dengan memutar suatu kumparan dalam medan
magnet sehingga timbul energi induksi.
Generator listrik adalah alat penghasil listrik dengan cara
mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Generator listrik memberikan
gaya pada elektron bebas agar arus listrik dapat mengalir ke rangkaian luar.
Untuk dapat menghasilkan listrik, generator listrik memerlukan sumber energi
mekanik dari luar agar dapat diubah menjadi listrik. Sumber energi mekanik yang
umum digunakan saat ini berasal dari mesin turbin tenaga uap, turbin dari
tenaga air (PLTA), atau bisa juga turbin dari tenaga angin. Umumnya saat ini,
listrik kita adalah hasil dari generator listrik ini.
Generator
listrik mini saat ini banyak di rumah-rumah penduduk yang memang cukup banyak dijual generator listrik dipasaran.
Mereka membeli generator listrik mini untuk
antisipasi jika suply listrik PLN padam.
3. Minyak, Batubara dan Gas
Pada pembangkit
listrik ini, bahan bakar minyak, gas alam, atau batubara dipakai untuk
membangkitkan panas dan uap pada boiler. Uap, di bawah tekanan yang kuat,
mengalir ke turbin, yang memutar generator untuk menghasilkan listrik. Sebuah
pembangkit yang efisien dapat menghasilkan sekitar 10 miliar Kwh per tahun,
atau listrik yang cukup untuk memasok 700.000 rumah.
Sebagian besar teknologi ini telah ada selama
bertahun-tahun dan inovasi dalam teknologi gasifikasi batubara terus
bermunculan. Dengan bantuan proses pembakaran batubara modern, industri ini
telah mengurangi emisi dan meningkatkan efisiensi pembangkit listrik batubara.
Dan pembangkit listrik masa depan kemungkinan besar akan menggunakan satu atau
lebih dari teknologi baru ini. Berikut adalah beberapa teknologi di pembangkit
listrik batubara:
- Bed Combustion (FBC),
- Oxygen-Fired Pulverized Coal,
- Advanced Gasification,
- Integrated Gasification Combined Cycle (IGCC),
- High Performance Power Systems (HIPPS)
4.
Hidro Power
Nikola Tesla, lahir di Smiljan yang saat itu bagian dari Kerajaan Austro-Hungarian, kini
Yugoslavia pada tanggal 9 Juli 1856.
Pertama kali hijrah ke New York tahun 1884, ia hanya bermodal uang 4 sen, dan
kopor berisi beberapa artikel teknik yang ditulisnya di Beograd dan Paris,
sebuah buku kumpulan puisi karyanya, dan beberapa kalkulasi teknis mesin
terbang. yang kemudian jadi dasar instalasi pembangkit listrik tenaga air di
air terjun Niagara tahun 1895, serta sebagai standar mesin industri.
Hydro power merujuk kepada
teknologi yang mengubah air menjadi energi listrik. Sebagai salah satu aplikasi
dari green technology, hydro power menghasilkan sedikit
pencemaran dibandingkan dengan teknologi pembangkit lainnya. Prinsip teknologi
ini adalah menggunakan energi kinetik dari arus air untuk memutar turbin yang
nantinya akan diubah menjadi energi listrik. Hydro power dibagi menjadi
4 kategori yaitu:
- Conventional hydroelectric, merupakan teknologi hydro power yang menggunakan DAM seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
- Run-of-the-river hydroelectricity mengubah energi kinetik sungai dan laut tanpa membuat DAM
- Small hydro projects, digunakan suntuk pembangkit dengan kapasitas 10 MegaWatt, biasanya digunakan di pedesaan-pedesaan yang belum dijangkau oleh listrik PLN
- Micro hydro projects
- Pumped-storage hydroelectricity biasanya hanya digunakan saat energi listrik benar-benar dibutuhkan.
Indonesia memiliki banyak sungai yang berpotensi untuk dijadikan pembangkit listrik. Kedua,
perairan laut di Indonesia menyimpan potensi energi listrik yang sangat besar. Berdasarkan riset
yang dikembangkan oleh BPPT, selat-selat di NTB dan NTT diperkirakan dapat menghasilkan
listrik sebesar 3000MW. Ketiga, banyaknya desa-desa yang terisolasi listrik. Keempat, teknologi
hydro power relatif tidak memakan banyak biaya. Kelima, teknologi hydro power dapat dipadukan
dengan sistem irigasi.
5. Panas Bumi
Usulan JB Van Dijk pada tahun
1918 untuk memanfatkan sumber energi panas bumi didaerah kamojang, Jawa Barat,
merupakan titik awal dari perkembangan panasbumi di Indonesia. Secara
kebetulan, peristiwa itu bersamaan waktu dengan awal pengusahaan panasbumi di
dunia, yaitu di Larnderello, Italia, yang juga terjadi di tahun
1918. Bedanya, kalau di Indonesia masih sebatas usulan, di Italia pengusahaan
telah menghasilkan uap alam yang dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga
listrik.
6.
Reaktor Nuklir
Reaktor
nuklir pertama, Chicago Pile-1, dibangun di University of Chicago, oleh tim
yang dipimpin oleh Enrico Fermi, pada akhir 1942. The Chicago Pile mencapai
kritis (reaksi berantai dengan sendirinya) pada tanggal 2 Desember 1942.
Struktur pendukung reaktor terbuat dari kayu, dan tumpukan blok grafit yang
tertanam dalam 'pseudospheres' atau 'briket' oksida uranium alam.
"Pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di Dunia" yang diklaim dibuat di tapak EBR-I, yang sekarang menjadi museum dekat Arco, Idaho. LMFBR eksperimental yang dioperasikan oleh USNRC menghasilkan daya sebesar 0,8 kW pada saat ujicoba yang dilakukan pada 20 Desember 1951 dan 100 kW (listrik) pada hari berikutnya, LMFBR ini memiliki output desain 200 kW (listrik). Pembangkit listrik tenaga nuklir untuk kepentingan sipil pertama dibangun yaitu AM-1 Pembangkit Listrik Nuklir Obninsk, yang diresmikan pada 27 Juni 1954 di Uni Soviet. PLTN ini menghasilkan daya sekitar 5 MW (listrik). Pembangkit listrik nuklir komersial pertama, Calder Hall di Sellafield, Inggris dioperasikan pada tahun 1956 dengan kapasitas awal 50 MW (kemudian 200 MW). Reaktor nuklir pertama portabel "Alco AM-2A" digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik (2 MW) untuk Camp Century pada 1960.
7.
Solar Sell
Tenaga
listrik dari cahaya matahari pertama kali ditemukan oleh Alexandre –
Edmund Becquerel seorang ahli fisika Perancis pada tahun 1839. Temuannya ini
merupakan cikal bakal teknologi solar cell. Percobaannya dilakukan dengan
menyinari 2 elektrode dengan berbagai macam cahaya. Elektrode tersebut di balut
(coated) dengan bahan yang sensitif terhadapcahaya, yaitu AgCl dan AgBr dan
dilakukan pada kotak hitam yang dikelilingi dengan campuran asam. Dalam
percobaanya ternyata tenaga listrik meningkat manakala
intensitascahaya meningkat. Selanjutnya penelitian dari Bacquerel
dilanjutkan oleh peneliti-peneliti lain. Tahun 1873 seorang insinyur Inggris
Willoughby Smith menemukan Selenium sebagai suatu elemen photo conductivity.
Kemudian tahun 1876, William Grylls dan Richard Evans Day membuktikan bahwa
Selenium menghasilkan arus listrik apabila disinari dengan cahaya matahari.
Hasil penemuan mereka menyatakan bahwa Selenium dapat mengubah tenaga matahari
secara langsung menjadi listrik tanpa ada bagian bergerak atau panas. Sehingga
disimpulkan bahwa solar cell sangat tidak efisien dan tidak dapat digunakan
untuk menggerakkan peralatan listrik.
Tahun 1894
Charles Fritts membuat Solar Cell pertama yang sesungguhnya yaitu
suatu bahan semi conductor (selenium) dibalut dengan lapisan tipis emas.
Tingkat efisiensi yang dicapai baru 1% sehingga belum juga dapat dipakai
sebagai sumber energi, namun kemudian dipakai sebagai sensor cahaya. Tahun
1905 Albert Einstein mempublikasikan tulisannya mengenai photoelectric effect.
Tulisannya ini mengungkapkan bahwa cahaya terdiri dari paket-paket
atau “quanta of energi” yang sekarang ini lazim disebut “photon.” Teorinya ini
sangat sederhana tetapi revolusioner. Kemudian tahun 1916 pendapat Einstein
mengenai photoelectric effect dibuktikan oleh percobaan Robert Andrew Millikan
seorang ahli fisika berkebangsaan Amerika dan ia mendapatkan Nobel Prize untuk
karya photoelectric effect. Tahun 1923 Albert Einstein akhirnya juga
mendapatkan Nobel Prize untuk teorinya yang menerangkan photoelectric effect
yang dipublikasikan 18 tahun sebelumnya.
Hingga tahun 1980 an efisiensi dari hasil penelitian terhadap solar cell masih sangat rendah sehingga belum dapat digunakan sebagai sumber daya listrik. Tahun 1982, Hans Tholstrup seorang Australia mengendarai mobil bertenaga surya pertama untuk jarak 4000 km dalam waktu 20 hari dengan kecepatan maksimum 72 km/jam. Tahun 1985 University of South Wales Australia memecahkan rekor efisiensi solar cell mencapai 20% dibawah kondisi satu cahaya matahari. Tahun 2007 University of Delaware berhasil menemukan solar cell technology yang efisiensinya mencapai 42.8% Hal ini merupakan rekor terbaru untuk “thin film photovoltaicsolar cell.”
Hingga tahun 1980 an efisiensi dari hasil penelitian terhadap solar cell masih sangat rendah sehingga belum dapat digunakan sebagai sumber daya listrik. Tahun 1982, Hans Tholstrup seorang Australia mengendarai mobil bertenaga surya pertama untuk jarak 4000 km dalam waktu 20 hari dengan kecepatan maksimum 72 km/jam. Tahun 1985 University of South Wales Australia memecahkan rekor efisiensi solar cell mencapai 20% dibawah kondisi satu cahaya matahari. Tahun 2007 University of Delaware berhasil menemukan solar cell technology yang efisiensinya mencapai 42.8% Hal ini merupakan rekor terbaru untuk “thin film photovoltaicsolar cell.”
Perkembangan dalam riset solar
cell telah mendorong komersialisasi dan produksi solar
cell untuk penggunaannya sebagai sumber daya listrik.Inovasi
tersebut diantaranya dilakukan melalui program energi surya di atap bangunan
(rooftop PV systems). Instalasi solar energi rooftop dapat dipasang di atas
atap kantor-kantor atau bahkan rumah-rumah penduduk. Inovasi ini didasari atas
filosofi pembangkit listrik tersebar (distributed power generation), bukan
terpusat sebagaimana lazimnya. Pembangkit-pembangkit kecil, jika dibuat dalam
jumlah banyak, jika diakumulasi menjadi pembangkit skala besar. Program ini
dimungkinkan melalui skema solar power purchase agreements (PPAs) dan penyewaan
atap rumah (solar leasing).
8. Turbin Angin
Jerman ,Spanyol, Amerika Serikat, India dan Denmark
telah membuat invesatasi terbesar dalam penghasilan listrik dari angin. Denmark
dan Jerman merupakan eksportir terbesar dari turbin besar.Denmark terkenal
dalam pemroduksian dan penggunaan turbin angin, dengan sebuah komitmen yang
dibuat pada 1970-an untuk menghasilkan setengah dari tenaga negara tersebut
dengan angin. Denmark menghasil lebih dari 20% listriknya dengan turbin angin,
persentase terbesar dan ke-lima terbesar dari penghasilan tenaga angin. Jerman merupakan produsen terbesar tenaga
angin dengan 32% dari total kapasitas dunia pada 2005; targetnya pada 2010,
energi terbarui akan memenuhi 12,5% kebutuhan listrik Jerman. Jerman memiliki
16.000 turbin angin, kebanyakan terletak di utara negara tersebut – termasuk
tiga terbesar dunia, dibuat oleh perusahaan Enercon (4,5 MW), Multibrid (5 MW)
dan Repower (5 MW). Provinsi Schleswig-Holstein Jerman menghasilkan 25%
listriknya dari turbin angin.
9.
Tenaga Bawah Laut
Penelitian Tenaga bawah laut Di mulai oleh Girard (Paris, 1799)
dilanjutkan oleh Bochaux-Praceique(Perancis) dan Eksperimen modern dilakukan
oleh Yoshio Masudo (jepang). saat krisis minyak pada , tahun 1973, ketertarikan orang untuk meneliti sumber energi jenis
ini munculnya kembali
Sebuah tabung beton dipasang pada ketinggian tertentu di pantai dan
ujungnya dipasang di bawah permukaan air laut. Ketika ada ombak yang datang ke
pantai, air dalam tabung beton tersebut mendorong udara di bagian tabung yang
terletak di darat. Gerakan yang sebaliknya terjadi saat ombak surut. Gerakan
udara yang berbolak-balik inilah yang dimanfaatkan untuk memutar turbin yang
dihubungkan dengan sebuah pembangkit listrik. Pengembangan instalasi pembangkit
energi listrik dengan memanfaatkan energi gelombang dan pasang surut telah
dilakukan di beberapa negara, seperti Skotlandia dan Portugal untuk energi
gelombang, dan Perancis dan Amerika Serikat untuk energi pasang surut.
Seorang warga negara Indonesia bernama Zamrisyaf telah menemukan sistem
listrik tenaga gelombang laut dengan metode bandulan dan dan bahkan telah
mematenkannya. Percobaan pengembangan instalasi untuk memanfaatkan energi
gelombang dengan sistem Oscillating Water Column pernah dilakukan di pantai
Baron, Yogyakarta, namun hingga saat ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan
10.
Hidrogen
Fuell Cell
Para peneliti secara terus menerus mengembangkan
teknologi terbaru yang bernama fuel cell agar lebih efisien, tidak
mahal, dan mudah digunakan. Sistem fuel cell banyak mengalami pengembangan pada jenis elektrolitnya.
Adanya perubahan jenis elektrolit juga merekayasa jenis material dan sistem elektrodanya. Beberapa jenis elektrolit yang
telah dikembangkan para penemu antara
lain cairan alkali (alkali fuel cell/AFC), cairan karbonat (molten
carbonate fuel cells/MCFC), asam fosfat (phosphoric acid fuel cells/PAFC), membran
pertukaran proton (proton exchange membrane fuel cells/PEMFC), serta oksida
padat (solid oxide fuel cells/SOFC). Kebutuhan bahan bakar fuel cell
juga bergantung pada jenis elektrolit tersebut, beberapa membutuhkan gas
hidrogen murni. Sehingga dibutuhkan suatu alat yang disebut reformer untuk
memurnikan bahan bakar hidrogen. Sedangkan pada elektrolit yang tidak
membutuhkan gas hidrogen murni, dapat bekerja efisien pada temperatur tinggi.
Dan pada beberapa elektrolit cair, membutuhkan tekanan tertentu untuk mendorong
gas hidrogen.
Bahan bakar yang biasanya menggunakan gas hidrogen bertekanan tinggi atau hidrogen cair bagi fuel cell, mulai mengalami perubahan seiring berkembangnya teknologi reformer. Sehingga tak perlu membawa tabung gas hidrogen atau hidrogen cair yang mudah meledak serta mahal. Salah satu jenis bahan bakar yang digunakan adalah metanol yang diubah reformer menjadi gas hidrogen. Natrium borohidrida cair untuk menghasilkan gas hidrogen murni. Teknologi perusahaan ini menunjukkan beberapa potensi kelebihan antara lain, natrium borohidrida (sodium borohydride/SBH) adalah material tidak mudah terbakar pada suhu dan tekanan ruang, dan tidak perlu murni dan dapat dilarutkan dengan air, sehingga mudah dibawa, dapat mengontrol produksi hidrogen, waktu beroperasi lebih lama. Katalis itu juga tidak menunjukkan kerusakan selama lebih dari 600 jam operasi reformer sehingga lebih tahan lama, gas hidrogen bebas dari produksi sulfur atau karbon, serta natrium borat yang dihasilkan dapat digunakan kembali untuk membentuk natrium borohidrida pada energi tertentu.
Bahan bakar yang biasanya menggunakan gas hidrogen bertekanan tinggi atau hidrogen cair bagi fuel cell, mulai mengalami perubahan seiring berkembangnya teknologi reformer. Sehingga tak perlu membawa tabung gas hidrogen atau hidrogen cair yang mudah meledak serta mahal. Salah satu jenis bahan bakar yang digunakan adalah metanol yang diubah reformer menjadi gas hidrogen. Natrium borohidrida cair untuk menghasilkan gas hidrogen murni. Teknologi perusahaan ini menunjukkan beberapa potensi kelebihan antara lain, natrium borohidrida (sodium borohydride/SBH) adalah material tidak mudah terbakar pada suhu dan tekanan ruang, dan tidak perlu murni dan dapat dilarutkan dengan air, sehingga mudah dibawa, dapat mengontrol produksi hidrogen, waktu beroperasi lebih lama. Katalis itu juga tidak menunjukkan kerusakan selama lebih dari 600 jam operasi reformer sehingga lebih tahan lama, gas hidrogen bebas dari produksi sulfur atau karbon, serta natrium borat yang dihasilkan dapat digunakan kembali untuk membentuk natrium borohidrida pada energi tertentu.
11.
Limbah Plastik PDPE-Polistiren
Salah satu inovasi yang dikemukakan oleh 3 mahasiswa IPB
yaitu Jaelani, Ari Adrianto dan Ririn Masrina adalah teknologi
hidrogen yang memanfaatkan air untuk menghasilkan gas hidrogen yang kemudian
menghasilkan listrik dalam sistem fuel cell. Pada proses ini mereka menggunakan
limbah polimer jenis Low Density Poly-Ethylene (LDPE) dan polistiren. H2
Energizer adalah pembangkit listrik dengan memanfaatkan membran komposit LDPE
terflorinasi dengan polistiren tersulfonasi sehingga permeabel terhadap proton.
Mekanisme alat ini adalah dengan cara mengelektrolisis air pada membran
electrolyzer menjadi gas hidrogen dan oksigen. Energi untuk proses elektrolisis
dihasilkan dari solar sel. Gas hidrogen hasil elektrolisis dipisahkan menuju
katoda, kemudian dialirkan ke tabung penyimpanan. Dari tabung penyimpanan,
hidrogen dialirkan dengan laju tertentu menuju membran fuel cell. Pada unit
membran fuel cell, hidrogen ditangkap di anoda menghasilkan proton (H+) dan
elektron (e-). Adanya gradien elektrokimia menyebabkan elektron mengalir dari
anoda ke katoda melalui kabel, sementara proton melewati membran menuju katoda.
Aliran elektron inilah yang kemudian menyalakan lampu yang terhubung dengan
katoda dan anoda dari membran fuel cell. Pada bagian katoda membran fuel cell,
proton (H+) kemudian bereaksi dengan oksigen yang disuplai dari udara membentuk
uap air.
12.
Limbah Kelapa Sawit
Kelapa sawit
selain menghasilkan produk utama berupa minyak goreng ternyata juga
menghasilkan bahan bakar yang dinamakan Biodiesel dari Gas Methane, tentu saja
selain bahan bakunya yang melimpah energi ini dinilai sangat ramah
lingkungan dan tentu saja ini sesuai dengan komitmen PLN untuk mewujudkan
pembangkit dari EBT. Produsen teknologi ternama AS General Electric (GE)
menggandeng Perusahaan Listrik Negara untuk mengembangkan program energi
terbarukan Integrated Biomass Gasification di Sumba, Nusa Tenggara Timur.
Teknologi ini dapat mengubah serpihan kayu menjadi daya listrik sebesar 1
megawatt yang dapat menerangi 1.000 rumah. Proyek ini merupakan proyek
percontohan dan baru selesai 50 persen sejak dibangun tahun lalu, dan
direncanakan selesai pada pertengahan tahun ini. Energi listrik yang
dihasilkan dapat membantu rumah-rumah atau perusahaan unit kecil menengah di
Sumba. Teknologi GE yang dikembangkan oleh GE Global Research Center terbukti
dapat mengolah gas sintetis dari bahan baku biomassa menjadi tenaga
listrik.
13.
Sampah
Pada 2005,
Singapura membangun pabrik bio metanisasi. Pabrik tersebut meproses
sampah makanan dan sampah organik dari hotel, dapur, dan pabrik makanan menjadi
energi bersih dan kompos. Melalui proses yang disebut bio metanisasi,
bakteri kemudian menguraikan sampah makanan menjadi kompos serta gas metan. Gas
itulah yang kemudian ditampung dan dapat digunakan sebagai bahan bakar mesin
besar bertenaga gas yang dapat menghasilkan listrik
di Korea Selatan membuat pembangkit listrik tenaga sampah (PLTS) terbesar
di dunia dengan kapasitas 50 megawatt tepatnya di kota Incheon, PLTS dapat
menyuplai listrik ke 180 ribu rumah tangga dan penghematan impor minyak Korsel
sampai 500 ribu barel pertahunnya.
14. Kotoran Manusia
Tom Broadbent. menciptakan tenaga listrik tenaga air
buangan toilet yang dinamakan Hydro Power. Cara kerjanya adalah dengan memutar
turbin dari hasil air dari toilet yang selanjutnya akan menghasilkan tenaga
listrik pada generatornya.
Terobosan lain dilakukan oleh para ahli Nanyang
Technological University, Singapura yang berhasil menciptakan toilet untuk
mengubah kotoran manusia menjadi listrik dan pupuk. Untuk menghasilkan listrik
dan pupuk, toilet tersebut akan memisahkan komponen padat dan cair. Melalui
sistem pembuangan, limbah cair akan dikirim ke fasilitas pengolahan tempat
nitrogen, fosfor, dan potasium akan dipanen. Pada saat yang sama, kotoran
tersebut akan dikirim ke bioreaktor yang kemudian diolah untuk menghasilkan
biogas yang kaya metana. Metana nantinya bisa dimanfaatkan sebagai pengganti
gas untuk memasak maupun diubah menjadi listrik.
15. Pembangkit Listrik Tenaga Mayat
Karena Jera dengan Limbah merkuri yang meresahkan
masyarakat dari sisa pembakaran mayat, krematorium Inggris melakukan renovasi
besar-besaran dan hasilnya pembakaran mayat yang sebelumnya meresahkan
masyarakat kini dapat dimanfaatkan menjadi tenaga Listrik 250 Kwh atau setara
dengan menyalakan 1500 unit televisi di rumah.
16. Pembangkit
Listrik Tenaga Hewan
Jepang tak henti-hentinya melakukan inovasi yang
unik dan aneh, mereka membuat sebuah pohon natal penuh lampu tapi anehnya
mereka memakai tenaga listrik yang dihasilkan dari hewan, mereka mengunakan
belut listrik untuk menyalahkan lampu-lampu pohon natal. Caranya cukup mudah,
mereka hanya menyiapkan aquarium yang memiliki elektroda (anoda dan katoda),
dan hasilnya listrik tenaga hewan siap digunakan.
17. Pembangkit
Listrik Tenaga Petir
Yang satu ini harus menunggu petir datang dulu. Tidak berlaku pada saat
musim kemarau. Logikanya bahwa petir mempunyai muatan (+), dan media yang digunakan
harusnya bermuatan (-) Satu yang harus kita lakukan adalah membuat perangkat
bermuatan negatif dan ditempatkan ditempat yang tinggi. Dan kalau berhasil maka
Anda memiliki listrik untuk seisi kota selama satu bulan karena satu sambaran petir
saja menghasilkan 220 Volt.
MAHENDRA
15113228
TinjauanPustaka
Deboerhoney. 2008
.Energy Of The Future. http://anginpower.wordpress.com/2008/03/06/sejarah-listrik-tenaga-angin/
Dzulhidwandarusadi. 2013. Listrik Murah dan Bersih dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. http://ndoware.com/listrik-murah-dan-bersih-dengan-pembangkit-listrik-tenaga-mikrohidro.html
Prof. Ir. Abdul Kadir. 1999 . Beberapa Kecenderungan Perkembangan Teknologi Pembangkit Listrik . http://www.elektroindonesia.com/elektro/khu27.html
Satri Falanu. 2011. Directory Karya Inovasi. http://inovasipln.co.id/data/direktori_inovasi/dir2011.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar