Kamis, 28 Mei 2015

Pahlawan tanpa jasa




KATA PENGANTAR

  

Alhamdulillah puji serta rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala nikmati dan limpahan rahmat-Nya yang diberikan kepada penulis memungkinkan bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan ilmiah ini yang berjudul Gatot M.Suwondo Pengerak Transmorfasi BNI


Penulis menyadari bahwa Penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat keterbatasan waktu, pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari berbagai pihak guna kesempurnaan Penulisan ini.

Semoga Allah SWT berkenan membuka Rahmat dan Karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan ilmiah ini. Akhir kata, semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya.


Jakarta, Mei 2015


Mahendra






Gatot M. Suwondo
Penggerak Transformasi BNI


Gatot Mudiantoro Suwondo, Direktur Bank Negara Indonesia (BNI) lahir di Jakarta pada tgl. 11 Oktoiber 1954. Setelah lepas Sekolah Menengah atas di Manila, Gatot melanjutkan studi di Mindanao State University, Maravly city filipina karena mengikui ayahnya yang bertugas sebagai atase militer pada Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) DI Manila, Filipina. Setelah menyelesaikan strata 1, Gatot kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai marketing Officer di PT. Chemco Graha Lestari. Kemudian beliau melanjutkan studi program master di University of fphilipine (UP) dan lulus tahun 1982. Gatot kembali ke Jakarta dan bekerja di PT.First Indo American Leasing dan menikah dengan Retno Cahyaningtyas, Puteri Letnan Jendral Sarwo Edhie Wibowo (mantan Komandan Jendral RPKAD). Tahun 1988 beliau pindah ke Bank Duta yang kemudian merger menjadi bank Danamon. Di Bank Danamon, beliau dipercaya menjadi Direktur syariah Bank Danamon, kemudian berkiprah di BNI sejak 5 Februari 2008, selama 10 tahun dengan jabatan 5 tahun Wakil direktur utama BNI dan 5 tahun menjadi Direktur utama.

Gatot Suwondo dilahirkan dalam keluarga tentara. Ayahnya, pak Suwondo, merupakan tentara anggota Kopasgat (komando pasukan gerak cepat) TNI AU yang sekarang diberi nama pasukan khas. Lingkungan keluarga dan sosial membuat Gatot suwondo bercita-cita menjadi tentara, bukan menjadi Bankir namun karena keingginan ibunya, Gatot Suwondo membatalkan niatnya menjadi tentara dan berkarir di Industri jasa keuangan dan perbankan.

Sesuai Teori Sifat dalam ilmu kepemimpinan, Gatot Suwondo memiliki sifat-sifat yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin yang sukses atau efektif seperti: berani bersaing, percaya diri, bersedia berperan sebagai pelayan orang lain, loyalitas tinggi, intelegensi tinggi, hubungan interpersonal baik, dan lain sebagainya. Gatot Suwondo mengatakan, Inovasi harus digerakkan dalam konteks perubahan yang lebih cepatm BNI harus berubah cepat dan tak boleh kalah dengan bank-bank lain.

Menurut Nancy Martasuta (pemimpin Unit Corporate Community Responsibility BNI) Gatot Suwondo memiliki kepribadian dan karakter leadership yang kuat dan inovatif, beliau nasionalis sejati yang tidak gentar oleh siapa pun dan apa pun, kecuali perintah dan izin dari langit, terbukti dalam mewujudkan program program CCR (Corporate Community Responsibility) dengan ikon “Kampoeng BNI” dan “BNI Go Green” yang mampu menembus dunia internasional. Gatot Suwondo juga menginisiasi dilakukannya Spin-off Unit Usaha Syariah menjadi PT BNI Syariah pada awal Juni 2010 karena beliau yakin pembentukan BNI syariah memungkinkan anak usaha ini mencari mitra strategis dlobal untuk mengembangkan usaha segmen ini. Terbukti, sejak beroperasi sebagai institusi tersendiri, Bni Syariah telah menarik minat nasabah BNI Syariah yang terus meningkat, termasuk di Cabang Luar Negeri Hongkong.

Gatot SUWondo memiliki hubungan interpersonal yang baik, Menurut Ujuan Marihot Hadiwijoyo Panjaitan di KCLN Newyork, Gatot Suwondo memiliki sifat setia kawan, tidak lupa kawan lama dan tidak pula memposisikan diri sebagai pejabat tinggi ketika bergaul dalam komunitas masyarakat yang lebih luas. Perhatian beliau, bahkan sampai ke level terendah di sekelilingnya, Gatot Suwondo menghadiahkan sepatu kepada satpam dan pembuat kopi (office boy) dan beliau berkata “ A Man doesn’t spend time with his family can never be a real man.

Teori Prilaku yang menyatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin, melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta dorongan oleh kemauan sendiri. Teori ini tidak menekankan pada sifat-sifat atau kualitas yang harus dimiliki seorang pemimpin tetapi memusatkan pada bagaimana cara aktual pemimpin berperilaku dalam mempengaruhi orang lain dan hal ini dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan masing-masing. Sebagaimana teori perilaku, sejak menjadi Wakil Direktur Utama BNI, Gatot Suwondo mempelajari banyak aspek dan faktor yang harus diperbaiki dan ditata. Ketika beliau diangkat menjadi Direktur Utama BNI pada tgl. 5 Februari 2008. Situasi eksternal tidak menguntungkan, Krisis ekonomi global sedang berlangsung, dimulai dari krisis keuangan di Amerika Serikat yang sekaligus mempengaruhi krisis ekonomi yang menjalar ke Eropa dan Asia. Gatot Suwondo menyampaikan inilah momentum untuk mengerakkan kesadaran semua insan BNI, bahwa kita harus berubah. Bila tidak, perubahan yang akan mengilas kita”. Untuk melaksanakan perubahan yang cepat, Gatot Suwondo membuat formasi direksi yang sebagian besar datang dari luar BNI, sebagian karyawan bereaksi dan mendatangi Gatot Suwondo karena was-was dengan rencana perubahan yang akan ditempuh Gatot, namun Gatot Suwondo jalan terus. Gatot da seluruh direksi memusatkan perhatian pada perubahan yang disebut customers centric operating blue print, sebelumya BNI lebih memusatkan perhatian pada product (product centric).

Dalam pelaksanaan transformasi ini, BNI tidak melakukan benchmark pada bank lain, tetapi melakukan diskusi untuk mengeluarkan ide-ide kreatif. Bahkan kadang terjadi argumen dan perdebatan yang seru. Selama diskusi berlangsung, Gatot Suwondo menyimak apa yang dibahas, sampai pada titik, dia harus intervensi menghentikan diskusi dan segera mengambil keputusan. Hal ini memperlihatkan bahwa Gatot Suwondo memiliki tipe kepemimpinan yang Demokratik.

Menurut Tribuana Tungga Dewi (Corporate Secretary, Pemimpin Divisi KMP), Gatot subroto bukan tipe pemimpin yang birokratis dan feodal namun pemimpin yang egaliter. Hal ini tercermin dari situasi di dalam Rapat Direksi.

Robert F. Bales (Stoner, 1986) mengemukakan hasil penelitian, bahwa kebanyakan kelompok yang efektif mempunyai bentuk kepemimpinan terbagi (shared leadership), seumpama satu orang menjalankan fungsi tugas dan anggota lainnya melaksanakan fungsi sosial. Pembagian fungsi ini karena perhatian seseorang akan terfokus pada satu peran dan mengorbankan peran lainnya. Sejalan dengan hasil penelitian ini, BNI juga telah melakukan pemisahan antara fungsi tugas dan fungsi sosial. Fungsi tugas dipegang oleh para direktur dibawah arahan wakil direktur utama dan fungsi sosial dilaksanakan oleh Direktur Utama. Sebagai contoh Tahun 2009, Gatot Suwondo melaksanakan program yang dikenal dengan BNI Reformasi 1.0. Disini terlihat kepiawaian Gatot Suwondo untuk meyakinkan seluruh insan BNI dalam satu kata, langkah dan perbuatan menjadi BNI yang lebih baik. Menurut ujuan, Gatot menunjukkan sikap rela berkorban untuk membela setiap insan BNI, selalu ada ruang waktu disediakan untuk berdiskusi, berdebat maupun berargumen bagi setiap insan BNI.

Sebagaimana pendapat Stoner (1978) bahwa seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin memiliki perhatian yang tinggi terhadap bawahan dan terhadap hasil yang tinggi juga. Dalam Hal ini Gatot Suwondo memiliki perhatian terhadap bawahan maupun hasil yang tinggi. Pada masanya, ditetapkan target laba yang tinggi disertai perbaikan kesejahteraan antara lain sistem bonus dan pinjaman pegawai . Gatot Suwondo juga memangkas tradisi senioritas dan pola promosi urut kacang.

BNI dinilai berhasil melakukan transformasi dengan mendobrak kultur birokrat dan mengubahnya menjadi kultur korporat, sekaligus perobahan model binis dari product centric ke customer centric, sehingga pada tahun 2011, terpilih menjadi Best of The Best _Anugrah BUMN_ Inovasi. Bni unggul dalam tiga kategori yaitu: Manajemen. Pemasaran dan Program Kemitraan Bina Lingkungan.





  


DAFTAR PUSTAKA

  1. N. Syamsuddin CH.Haesy, Gatot M.Suwondo Menggerakkan Transformasi BNI, 2015
  2. SK PENATAAN ORGANISASI DIREKSI BNI KP.117.DIR.R 20.03.20151
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar