Pengertian Penalaran
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan (natijah) yang berupa pengetahuan. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan 'berpikir', dan bukan hanya dengan 'perasaan' saja. Tidak semua kegiatan berpikir harus menyandarkan diri pada penalaran.Tidak semua kegiatan berpikir harus bersifat logis dan analitis. Penalaran juga merupakan suatu kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menentukan kebenaran.
Namun, penalaran juga dapat diartikan sebagai proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Meskipun begitu, “Penalaran ilmiah” tidak berbeda dari penalaran sehari-hari yang digunakan untuk memahami sesuatu yang berkaitan dengan proses ilmiah, seperti kesimpulan berdasarkan hasil percobaan.
Pada dasarnya, terdapat 2 macam penalaran, yaitu Deduktif (Deduksi) dan penalaran Induktif (Induksi). Namun, kebanyakan penalaran dalam ilmu dilakukan melalui Induksi.
Penalaran Induktif
Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Contoh kalimat dari penalaran induktif adalah sebagai berikut “ Pada saat ini remaja lebih menyukai tari-tarian dari barat seperti breakdance, shuffle, salsa, modern dance dan lain sebagainya yang membuat kesenian tari tradisional hilang secara perlahan. “
Penalaran Deduktif
Penalaran Deduksi melibatkan fakta tunggal dari pernyataan umum (hanya seakurat pernyataan itu). Sebagai contoh, Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Deduksi didasarkan pada alasan yang sah. Alasan pada pernyataan berikut ini adalah sah, dan kesimpulan pada nomor 3, keliru:
Alasan 1: Semua mobil memiliki roda.
Alasan 2: Sedan adalah mobil.
Kesimpulan : Sedan memiliki roda
Proposisi
Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh. Hal ini berarti suatu kalimat harus dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya. Singkatnya, proposisi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat dinilai benar atau salah. Dalam ilmu logika, proposisi mempunyai 3 unsur yaitu
- Subjek
Perkara yang disebutkan adalah terdiri dari orang, benda, tempat, atau perkara
- Predikat
Perkara yang dinyatakan dalam subjek
- Kata Penghubung
Kata yang menghubungkan subjek dan predikat
Contoh kalimat dari proposisi :
1. Semua makluk hidup akan meninggal pada suatu waktu.
2. Beberapa orang Indonesia mempunyai kekayaan yang berlimpah.
3. Kota Bandung hancur dalam perang dunia kedua karena bom atom.
4. Semua gajah telah punah sejak tahun 1980.
Catatan : Kalimat pertama dan kedua dapat dibuktikan kebenarannya. Kalimat ketiga dan keempat ditolak keberadaannya karena tidak sesuai dengan fakta / tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
Inferensi dan Implikasi
Inferensi dan Implikasi pada dasarnya mengacu pada fakta-fakta yang telah ada/didapat. Dan perbedaan antara keduanya hanyalah sebatas bagaimana “memperlakukan” dari fakta yang telah ada. Untuk Inferensi (infere), yaitu menarik kesimpulan yang diturunkan langsung dari fakta yang telah tersedia.Contoh kalimat dari inferensi yaitu “Mobil Bapak Hadi yang dibeli 60 tahun lalu masih bagus dan mulus“, nah dari sini dapat langsung ditarik kesimpulan bahwa “Mobil Bapak Hadi yang dibeli 60 tahun lalu tidaklah rusak atau masih berfungsi“.
Sedangkan untuk Implikasi, yaitu merangkum sesuatu yang dianggap ada karena sudah dirangkum dalam fakta/evidensi itu sendiri. Dan salah satu contoh kalimatnya adalah “Jika mereka salah, pasti mereka mengangkat tangan“, maka dari sini didapat bahwa “salah adalah syarat cukup untuk mengangkat tangan” dan “Mengangkat tangan adalah syarat perlu untuk salah“.
Wujud Evidensi
Evidensi merupakan fakta yang ada dan terhubung untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuran dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatu fenomena. Dalam wujudnya yang paling rendah, evidensi berbentuk data dan informasi (keterangan yang diperolah dari sumber tertentu).
Cara Pengujian Data
Pengujian data bertujuan untuk menilai kebenaran dan keabsahan sebuah penelitian. Dan dalam pengujian data, terdapat beberapa pendekatan, yaitu:
- Perpanjangan pengamatan Dengan perpanjangan penelitian berarti peneliti kembali kelapangan, melakukan pengamatan, melakukan wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan antara peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk, semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, semakin mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi.
- Peningkatan ketekunan dalam penelitian Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan.
- Triangulasi Triangulasi seperti dari bahasa inggris, yaitu segitiga. Segitiga terdiri dari 3 sudut sehingga membentuk segitiga, dari sini dapat diartikan dalam sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu.
- Diskusi Melakukan diskusi terhadap beberapa peneliti yang berkaitan dapat berguna untuk memperoleh informasi-informasi yang diperlukan dalam menyusun sebuah penelitian.
- Analisa kasus negatif Melakukan analisis kasus negative berarti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.
- Bahan referensi Maksud dari bahan refrensi disini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan.
- Member check Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data, untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data
Cara Menilai Autoritas
Untuk menilai suatu autoritas, penulis dapat memilih beberapa cara pokok sebagai berikut :
1. Tidak Mengandung Prasangka
Artinya pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukan.
2. Pengalaman dan Pendidikan Autoritas
Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelititan yang dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat kedudukannya
3. Kemashuran dan Pretise
Faktor ketiga yang harus diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi dibidang lain. Apakah ahli menyertakan pendapatnya dengan fakta yang menyakinkan.
4. Koherensi dan Kemajuan
Hal keempat adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheran dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu. Untuk memperhatikan bahwa penulis benar-benar siap dengan persoalan yang tengah diargumentasikan.
Hmmm Jadi kenapa Perlu Penalaran Ilmiah ?
Penalaran ilmiah diperlukan untuk mencari pengetahuan yang logis dan teruji secara empiris serta untuk menarik suatu kesimpulan dari berbagai data dan fakta yang ada. Penalaran ilmiah juga dibutuhkan untuk menguji atau membuat suatu teori dengan menghubungkan data dan fakta-fakta yang ada lalu menarik keseimpulan apakah teori tersebut akurat atau tidak.
Namun untuk mencari kebenaran manusia tidak selalu bergantung kepada penalaran logis saja namun juga perasaan sehingga di dapatkan kesimpulan yang ideal. Hal ini juga yang membedakan keputusan penalaran manusia dengan penalaran AI(artificial intelligence).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar