Sabtu, 14 November 2015

PENULISAN KUTIPAN YANG BENAR PADA PENULISAN ILMIAH

 
Dalam tulisan ilmiah, baik berupa artikel, karya tulis, skripsi, tesis, dan disertasi, kutipan adalah sumber atau bisa disebut media untuk mengokohkan argumentasi dalam sebuah karangan. Dengan menyisipkan salah satu kutipan maka seorang penulis tidak perlu melakukan kegiatan untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain.
Namun seorang penulis harus memperhatikan hal-hal berikut sebelum mengutip :
  •  Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu
  •  Penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan
  •  Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori
  •  Jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung
  •  Penulis mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak langsung
  •  Perhatikan teknik penulisan kutipan dan kaitannya dengan sumber rujukan


1. Pengutipan
Kata pengutipan berarti hal, cara, atau proses mengutip. Mengutip merupakan pekerjaan mengambil atau memungut kutipan. Menurut Azahari (dalam Alam, 2005:38) “kutipan merupakan bagian dari pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi, rumusan atau penelitian dari penulis lain, atau penulis sendiri yang telah (menurut penulis kata telah harus dihilangkan) terdokumentasi, serta dikutip untuk dibahas dan ditelaah berkaitan dengan materi penulisan”. Batasan di atas tidak hanya memaparkan hakikat kutipan, tetapi juga menjelaskan kepentingan mengutip, yakni untuk dibahas dan ditelaah. Hal ini mengandung pengertian bahwa pengutipan memiliki tujuan tertentu, bukan sekadar menambah jumlah paparan penelitian.
 
 Walaupun penulis diperkenankan mengutip, bukan berarti tulisannya syarat dengan kutipan (perhatikan pula Keraf, 2001: 179). Tulisan hasil penelitian haruslah merupakan hasil
 
gagasan asli penulisnya bukan kumpulan kutipan pendapat pihak lain. Jika akan mengutip pertimbangkanlah jangan sering mengutip dengan cara langsung, variasikan dengan cara tidak langsung. Kutipan seharusnyalah dapat mengembangkan gagasan penelitian.
 
 Selain itu kutipan juga dapat merujuk kepada penggunaan berulang unit bentuk lain ekspresi, terutama bagian dari karya seni seperti contoh : unsur-unsur sebuah lukisan, adegan dari film atau bagian dari suatu komposisi musik. Biasanya kegiatan mengutip juga bisa dilakukan dengan mengambilnya dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
 
 2. Kaidah pengutipan
Mengutip merupakan pekerjaan yang dapat menunjukkan kredibilitas penulis. Oleh karena itu, mengutip harus dilakukan secara teliti, cermat, dan bertanggung jawab. Hariwijaya dan Triton (2011: 151) mengatakan bahwa ketika mengutip perlu dipelajari bagaimana teknik pengutipan sesuai dengan standar ilmiah (penambahan kata dengan oleh penulis). Untuk itu, perlu diperhatikan hal berikut: (1) mengutip sehemat-hematnya, (2) mengutip jika dirasa sangat perlu semata-mata, dan (3) terlalu banyak mengutip mengganggu kelancaran bahasa.
 
 3. Cara Pengutipan.
Ada dua cara atau sistem dalam mengutip sumber sebagai rujukan, yaitu sistem catatan dan sistem langsung. Pada sistem pertama identitas rujukan—nama penulis, tahun, dan halaman—tidak ditampilkan langsung, sedangkan pada sistem kedua identitas tersebut ditampilkan. Pada sistem pertama di akhir kutipan ditampilkan nomor berupa angka Arab, yang ditulis agak ke atas dengan ukuran huruf lebih kecil (superscript). Kemudian angka tersebut akan dirujukan kepada catatan kaki pada bagian bawah halaman. Dalam sistem catatan ini dikenal sistem tradisional dan sistem Harvard (Kalidjernih, 2010: 119). Pada sistem tardisional digunkan kata ibid, loc cit, dan op cit untuk pengacuan rujukan sebelumnya, sedangkan dalam sistem Harvard tidak demikian.
 
Dalam hal cara mengutip ini, banyak sistem lain di samping dua sistem yang disebutkan di atas. Dalam makalah ini hanya akan dipaparkan sistem mengutip yang pada umumnya digunakan di Indonesia. Sistem ini pada pandangan penulis merupakan hasil kolaborasi atau kombinasi beberapa sistem yang dikenal di dunia. Makalah ini pun hanya akan menyajikan sistem pengutipan sumber dengan sistem langsung, sedangkan sistem catatan tidak akan dijelaskan. Sistem langsung ini menampilkan nama penulis, tahun, dan halaman atau penulis, tahun tanpa halaman.
 
Ada dua cara untuk mengutip, yaitu mengutip langsung dan mengutip tidak langsung.
 
Kutipan langsung merupakan salinan yang persis sama dengan sumbernya tanpa penambahan (Widjono, 2005: 63), sedangkan kutipan tidak langsung menyadur, mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya sendiri dengan kalimat atau bahasa sendiri (Widjono, 2005: 64).
 
 
A. Kutipan Tidak Langsung
 
Cara melakukan kutipan tidak langsung adalah sebagai berikut:
  • Menggunakan redaksi dari penulis sendiri (parafrasa);
  • Mencantumkan sumber (nama penulis, tahun, dan halaman)
Contoh 1:
 
Menurut salah satu historiografi tradisional, penyerahan kekuasaan kerajaan Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang berlangsung melalui penyerahan mahkota emas raja Kerajaan Sunda Pajajaran kep[da Prabu Geusan Ulun. Penyerahan mahkota secarasibolisbereti bahwa Sumedanglarang menjadi penerus Kerajaan Sunda (Suryaningrat, 1983: 20—21 dan 30).
 
B. Kutipan Langsung
 
Cara melakukan kutipan langsung adalah sebagai berikut.
Jika kutipan empat baris atau kurang (langsung endek):
  • Dikutip apa adanya;
  • Diintegrasikan ke dalam teks paparan penulis;
  • Jarak baris kutipan dua spasi (sesuai dengan jarak spasi paparan);
  • Dibubuhi tanda kutip (“….”);
  • Sertakan sumber kutipan di awal atau di akhir kutipan, yakni nama penulis, tahun terbit, dan halaman sumber (PTH atau Author, Date, Page (ADP), misalnya (Penulis, 2012:100).
  • Jika berbahasa lain (asing atau daerah), kutipan ditulis dimiringkan (kursif);
  • Jika ada kesalahan tik pada kutipan, tambahkan kata sic dalam kurung (sic) di kanan kata yang salah tadi;
  • Jika ada bagian kalimat yang dihilangkan, ganti bagian itu dengan tanda titik sebanyak tiga biah jika yang di hilangakan itu ada di awal atau di tengah kutipan, dan empat titik jika di bagian akhir kalimat;
  • Jika ada penambahan komentar, tulis komentar tersebut di antara tanda kurung, misalnya, (penggaris bawahan oleh penulis).



     
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar